Check out this Picasion.com animated GIF:: Picasion.com GIF maker
Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk kesehatan seluruh lapisan masyarakat...demi melihat senyum sehat dari masyarakat....!!!!
Sabtu, 22 Februari 2014
Kamis, 20 Februari 2014
Letak PUSKESMAS TAJINAN
.post-body img{
border-style: double;
padding: 16px;
background-color: #DCDCED;
}
Senin, 10 Februari 2014
Eka Mufrianty bersama Paramudhta Kharis
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “M” GIIIP2002 Ab000 UK 34-36 minggu
I/T/H PRESENTASI KEPALA INPARTU KALA I FASE LATEN
DENGAN KETUBAN PECAH DINI
DI PUSKESMAS TAJINAN
22 JANUARI 2014
Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Kebidanan Semester V
Oleh :
EKA INDIRA MUFRIANTI
NIM: 11.2.013
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
MALANG
2014
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “M” GIIIP2002 Ab000 UK 34-36 minggu
I/T/H PRESENTASI KEPALA INPARTU KALA I FASE LATEN
DENGAN KETUBAN PECAH DINI
DI PUSKESMAS TAJINAN
22 JANUARI 2014
Mahasiswa,
EKA INDIRA MUFRIANTI
NIM: 11.2.013
Menyetujui,
Pembimbing Institusi, Pembimbing Klinik,
SK SULASTRI, SST, M.Kes Hj. NIKMATIN, SST, SE, MM.Kes
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan Pada Ny. “M” GIIIP2002 Ab000 UK 34-36 minggu I/T/H, Presentasi Kepala Inpartu Kala I Fase Laten dengan Ketubah Pecah Dini di Puskesmas Tajinan, tanggal 22 Januari 2014
Penulis menyadari bahwa penulisan Asuhan Kebidanan in itidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak , untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. I Putu Gde Santika, M. Si, selaku direktur Politeknik Kesehatan dr. Soepraoen Malang.
2. dr. Zainal Alim, Sp.OG, selaku Ka Prodi Kebidanan Poltekkes dr. Soepraoen Malang.
3. Drg. Titik Purwanti, selaku Kepala UPTD Puskesmas Tajinan
4. Hj. Nikmahtin, SST, SE, MM. Kes selaku pembimbing klinik.
5. SK Sulastri, SST, M.Kes, selaku pembimbing institusi Poltekkes dr. Soepraoen Malang.
6. Orang tua yang selalu memberikan dukungan moril maupun spiritual.
7. Serta teman-teman yang banyak membantu terselesaikannya asuhan kebidanan ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan asuhan kebidanan ini karena keterbatasan kemampuan dan waktu. Untuk itu mohon masukan serta saran yang membangun demi perbaikan penulisan berikutnya dan semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Malang, Januari 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian WHO diseluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa pertahun. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian Bayi (AKB) masing-masing 373/100.000 kelahiran hidup serta 60/1000 kelahiran hidup (Winjosastro, 2005). Untuk mempercepat pencapaian target MDGs, pada tahun 2011, kementerian kesehatan telah menetapkan kebijakan bahwa semua persalinan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dan memulai program jampersal (jaminan persalinan),yaitu suatu paket program yang mencakup pelayanan antenatal, persalinan, posnatal, dan keluarga berencana (Depkes, 2005).
(AKI) di Indonesia masih berada pada angka 307/100.000 kelahiran hidup atau setiap 2 nyawa meninggal dunia karena berbagai sebab. Demikian pula (AKB) masih berada pada kisaran 20/1000 kelahiran hidup. Dari pelaksanaan MPS target yang diharapkan pada tahun 2010 dapat mencapai, angka kematian maternal menjadi 125/100.000 kelahiran hidup. Dalam rangka inilah Departemen Kesehatan bersama Program Maternal dan Neonatal Health (MNH) sejak tahun 1999 mengembangkan berbagai pendekatan yang didasarkan pada praktek-praktek terbaik (Best Practice) yang diakui dunia untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan ibu melahirkan dan bayi baru lahir diberbagai daerah intervensi di Indonesia, untuk mencapai hal itu masih diperlukan waktu kendati Depkes sudah menempatkan bidan di desa (JNPK KR, 2006).
Melalui PONED dan PONEK, secara angka AKB dan AKI dapat terus menurun, sebagai gambaran dalam tahun 2009 jumlah AKI sebanyak 831 orang dan ditahun ini 2010 mengalami penurunan menjadi 641 orang (Depkes, 2005). Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. “M”. GIIIP2002Ab000 UK 34-36 minggu, I/T/H, Preskep dengan Inpartu Kala I Fase Aktif di Puskesmas Tajinan.
I.2 Tujuan Penulisan
I.2.1 Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan kepada Ny. “M” secara komprehensif meliputi biologi, psikologi, social dan spiritual pada ibu.
I.2.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu ;
1. Melakukan pengkijian pada ibu.
2. Mengidentifikasi diagnose dan masalah yang muncul dari hasil pengkajian.
3. Mengantisipasi masalah potensial yang timbul.
4. Melakukan kebutuhan segera sesuai dengan masalah potensial.
5. Membuat rencana tindakan.
6. Melaksanakan tindakan sesuai intervensi.
7. Melakukan evaluasi dan pendokumentasian.
I.3 Metode Pengumpulan Data
I.3.1 Observasi
Melakukan pengamatan langsung pada klien.
I.3.2 Wawancara
Mengadakan Tanya jawab langsung pada klien untuk memperoleh data subyektif.
I.3.3 Praktek
Melakukan praktek langsung pada klien.
I.3.4 Studi Pustaka
Membaca sumber buku yang dapat mendukung berlangsungnya asuhan kebidanan.
I.3.5 Pemeriksaan Fisik
Pengamatan secara langsung kepada klien meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
I.4 Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
I.2 Tujuan Penulisan
I.3 Metode Pengumpulan Data
I.4 Sistematika Penulisan
BAB II Tinjauan Teori
II.1 Konsep Dasar Abortus
II.2 Konsep Abortus Incomplet
II.3 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan
BAB III Tinjauan Kasus
BAB IV Pembahasan
BAB V Penutup
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Ketuban Pecah Dini (KPD) / PRM (Pemature Rupture of The Membrane)
II.1.1 Definisi
Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan mulai dan tunggu satu jam sebelum terjadi inpartu. (Manuaba, 2001).
Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan pada saat belum inpartu/selaput ketuban pecah 1 jam kemudian tidak diikuti tanda – tanda awal persalinan (tanpa melihat umur kehamilan). (Standart Pelayanan Medik SMF Obstetri dan Ginekologi).
Ketuban Pecah Dini dan belum inpartu : (PRM : Premature Rupture of The Membrane) ketuban pecah pada pembukaan cervik fase laten dan belum ada tanda – tanda inpartu.
Ketuban Pecah Dini dan telah inpartu : (ERM : Early Rupture of The Membrane) ketuban pada pembukaan cervik fase laten dan telah ada tanda – tanda inpartu.
II.1.2 Macam – macam kpd berdasarkan waktu (Mansjoer, 2001: 313)
1. KPD Pada UK < 37 minggu
2. KPD Pada UK > 37 minggu
II.1.3 Penyebab / etiologi (Merry H.)
1. Penyebab dari PROM masih belum jelas maka usaha preventif tidak dapat dilakukan kecuali dalam usaha menekan adanya infeksi.
2. Tetapi beberapa bukti menunjukkan bahwa bakteri atau sekresi maternal yang menyebabkan iritasi dapat menghancurkan selaput ketuban
3. Kadang – kadang juga akibat induksi persalinan yang kurang tepat.
4. Incompetensi cervik.
II.1.4 Patofisiologi
1. Ascending infection, pecahnya ketuban menyebabkan adanya hubungan langsung antara ruang intra amnion.
2. Infeksi intra amnion bisa terjadi langsung pada ruang amnion, atau dengan penjalaran infeksi melalui dinding uterus, selaput janin, kemudian ruang intra amnion.
3. Mungkin juga jika ibu mengalami infeksi sistemik, infeksi intra uterin menjalar melalui placenta (Sirkulasi Fetomaternal).
4. Tindakan iatrogenic traumatic/hygine buruk, misalnya pemeriksaan dalam terlalu sering, dsb.
5. Presdiposisi infeksi, kuman yang sering ditemukan : Streptococcus, Stapylococcus (gram positif), E. coli (gram negatif), Bacteroides, Peptococcus (anaerob).
II.1.5 Gejala klinik / diagnosis
Diagnosis harus didasarkan pada :
1. Anamnesis
a. Kapan keluarnya cairan
b. Warna
c. Bau
d. Adanya pertikel – partikel di dalam cairan
2. Infeksi
Keluar cairan pervaginam.
3. Inspekulo
Bila fundus ditekan atau bagian terendah digoyangkan keluar dari OVE dan terkumpul di forniks posterior.
4. Pemeriksaan dalam
a. Adanya cairan dalam vagina
b. Selaput ketuban tidak ada
5. Pemeriksaan penunjang
Dengan kertas lakmus menunjukkan reaksi basa lakmus berubah menjadi biru berarti air ketuban. Dengan kertas lakmus menunjukkan reaksi asam kertas lakmus berubah menjadi biru berarti air kencing.
a. Sebagai dasar interpretasi
• Selaput ketuban mungkin utuh :
Kuning : pH 5,0
Kuning pudar : pH 5,5
Hijau pudar : pH 6,0
• Selaput ketuban pecah
Hijau biru : pH 6,5
Biru kelabu : pH 7,0
Biru pekat :pH 7,5
b. Secara microskopis mungkin akan ditemukan microorganisme pathogen.
II.1.6 Tanda dan gejala diagnosis
Gejala dan Tanda yang selalu ada Gejala dan Tanda yang kadang – kadang ada Diagnosis kemungkinan
• Keluar cairan ketuban • Ketuban pecah tiba – tiba
• Cairan tampak di introitus
• Tidak ada his dalam 1 jam • Ketuban pecah dini
• Cairan vagina berbau
• Demam/menggigil
• Nyeri perut • Riwayat keluarnya cairan
• Uterus nyeri
• DJJ cepat
• Perdarahan pervaginam
sedikit • Amniotomis
• Cairan vagina berbau
• Tidak ada riwayat
ketuban pecah
• Gatal
• Keputihan
• Nyeri perut
• Disuria • Vaginitis
• Caitan vagina berdarah
• Cairan berupa darah dan lendir • Nyeri perut
• Gerak janin berkurang
• Perdarahan banyak
• Pembukaan dan
pendataran cervik • Perdarahan Antepartum
II.1.7 Diagnosa banding (Syaifudin: 2002).
1. Test lakmus (Test netrazin) jika kertas lakmus warna merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya cairan ketuban (alkalis). Darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan test yang positif palsu.
2. Test pakis, dengan meneteskan cairan ketuban pada gelas objek dan biarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan kristal cairan amnion dan gambaran daun pakis.
II.1.8 Prognosis (Syaifudin: 2002)
1. Kekurangan cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan berusia 2 minggu.
2. Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.
3. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu mapun kehamilan aterm.
II.1.9 Komplikasi (Manuaba: 2001).
Ditemukan oleh cara penatalaksanaan dan komplikasi – komplikasi yang mungkin timbul serta umur dari kehamilan. KPD itu sendiri mempunyai pengaruh terhadap janin dan ibu baik pada masa kehamilan maupun masa persalinan.
a. Pengaruh terhadap janin
Walaupun ibu janin belum menunjukkan gejala – gejala infeksi ke janin mungkin sudah terkena intra uterin lebih dulu terjadi sebelum gejala dari ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalitas dan morbiditas prenatal, tali pusat menumbung “Amniotik Band Syndrome” yaitu kelainan bawaan akibat ketuban pecah sejak hamil muda.
b. Pengaruh terhadap ibu
Karena jalan lahir telah terbuka antara lain akan dijumpai :
1) Infeksi intrapartal apalagi bila terlalu sering diperiksa dalam
2) Infeksi puerperium atau nifas
3) Peritonitis dan septikemi
4) Dry labor
5) Ibu akan lebih cepat capek karena harus tidur terus maka kemungkinan akan terjadi partus lama, suhu badan naik, nadi cepat dan nampaklah tanda-tanda infeksi.
II.1.10 Penatalaksanaan
1. KPD dengan kehamilan aterm
a) Diberikan antibiotic (inj. Ampicillin 1 gr/6 jam IV, test dulu), observasi suhu rectal tiap 3 jam, bila meningkat > 37,6oC segera terminasi.
b) Bila suhu rectal tidak meningkat, ditunggu 12 jam. Bila ada tanda – tanda inpartu dilakukan terminasi.
2. KPD dengan kehamilan preterm
a. Perkiraan BB janin > 1500 gr: diberikan antibiotika inj. Ampicillin 1 gr/6 jam IV, test dulu selama 2 hari dilanjutkan amoxicillin 3x500 mg/hari per os selama 3 hari, kortikosteroid untuk merangsang matrusi paru yaitu inj. Dexsametason 10 mg IV, 2x selama 24 jam atau inj. Betametason 12 mg IV selama 24 jam, Observasi 2x24 jam, bila belum inpartu segera terminasi.
ü Observasi suhu rectal tiap 3 jam, bila ada kecenderungan meningkat > 37,6oC segera terminasi.
b. Perkiraan BB janin < 1500 gr
ü Pemberian antibiotic inj. Ampicillin 1 gr/16 jam IV test dulu selama 2 hari dilanjutkan amoxicillin 3x500 mg/hari per os selama 3 hari.
ü Observasi 2x/jam dan suhu rectal tiap 3 jam.
ü Bila suhu rectal meningkat > 37,6oC segera terminasi.
ü Bila 2x24 jam air ketuban tidak keluar, dilakukan USG :
ü Bila 2x24 jam, air ketuban masih tetap keluar, segera terminasi.
ü Bila konservatif, sebelum penderita pulang diberi nasehat :
ü Segera kembali ke RS bila ada tanda – tanda demam atau keluar air ketuban lagi.
ü Tidak boleh coitus
ü Tidak boleh manipulasi vaginal.
Pada kasus KPD menyelesaikan persalinan bisa dengan :
ü Partus spontan
ü Vakum ekstrasi
ü Forcep ekstrasi
ü Embriotomi bila anak sudah meninggal
ü Secsio sesarea bila ada indikasi obstetric.
II.1.11 Penanganan
a. Konservatif
1. Rawat di RS
2. Berikan antibiotika (ampicillin 4x500 mg atau eritromicin bila tak tahan ampicillin) dan metronidasol 2x500 mg selama 7 hari.
3. Jika umur kehamilan < 32 – 34 minggu diawal selama air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
4. Jika UK 32 – 37 minggu belum inpartu, tidak ada infeksi, test busa negative beri dexametason, observasi tanda – tanda infeksi dan kesejahteraan janin, terminasi pada kehamilan 37 minggu.
5. Jika UK 32 – 37 minggu, sudah inpartu tidak ada infeksi, berikan tokolitik (salbutamol), dexametason, dari induksi setelah 24 jam.
6. Jika UK 32 – 37 minggu, ada infeksi berikan antibiotic dan lakukan induksi.
7. Nilai tanda – tanda infeksi (suhu, leokosit, tanda – tanda infeksi intra uterin).
8. Pada UK 32 – 34 minggu, berikan steroid untuk memicu kematangan paru janin kalau memungkinkan periksa kadar lisetin dan spingomielin tiap minggu, dosis betametason 12 minggu sehati tunggal selama 2 hari, dexametason 1 mg, 5 minggu setiap 6 jam sebanyak 6 kali.
II.2 Konsep Manajemen Kebidanan
II.2.1 Pengkajian
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama : nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil, dan menghindari terjadinya kekeliruan.(Christina, 2000 :41).
Umur : terutama pada ibu hamil yang pertama kali hamil. Bila umur lebih dari 35 tahun disebut primi tua gravida dan bila umur kurang dari 18 tahun disebut primimuda gravida. Wanita kurang dari 18 tahun pinggulnya belum cukup pertumbuhannya, sehingga menyebabkan kesulitan untuk melahirkan. Wanita umurnya lebih dari 35 tahun, badannya mungkin bisa kecapaian dan kurang lentur. Wanita sudah berumur 40 tahun, ada kemungkinan akan kelambanan jiwanya. (Pusdiknakes, 2000: 143)
Agama : ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien / klien. Dengan diketahuinya agama pasien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanankan asuhan kebidanan. (Depkes RI, 2002:14)
Suku : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan menentukan cara pendekatan serta pemberian asuhan.
Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar dalam memberikan asuhan.
Pekerjaan : untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi klien dan apakah pekerjaan ibu / suami dapat mempengaruhi kesehatan klien atau tidak.
Penghasilan : untuk mengetahui status ekonomi penderita dan mengetahui pola kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan klien.
Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta mempermudah untuk melakukan kunjungan ulang.
2. Keluhan Utama
Ketuban pecah dan merembes tiba-tiba yang berbau khas.
Tidak ada his/ kenceng – kenceng dalam 1 jam setelah ketuban pecah.
3. Riwayat Kesehatan yang lalu
Apakah ibu pernah menderita penyakit kronis yang mempengaruhi kehamilan misalnya (TBC (karena akan memperburuk keadan dirinya dan janin menyebabkan BBLR, selain itu juga dapat berpengaruh pada masa laktasi nanti menimbulkan penularan pada bayi secara langsung), Dm (dapat bertambah berat badan dengan adanya kehamilan, dan pada janin dapat menyebabkan IUFD, penyakit jantung, hipertensi, PMS, malaria, atau penyakit menular lainnya
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Adanya penyakit-penyakit seperti pielonefritis, sistitis, servisitis, dan vaginitis terdapat bersama-sama dengan hipermotilitas rahim ini yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah. Infeksi ( amnionitis atau korioamniotis )
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanya mengenai latar belakang keluarga terutama :
- Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit menular seperti hepatitis, TBC, dll
- Penyakit keluarga yang diturunkan seperti dibetes, asma, jantung,dll
- Riwayat kehamilan kembar . Faktor yang meningkatkan kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur wanita dan paritas. oleh karena itu apabila ada yang pernah melahirkan / hamil dengan anak kembar harus diwaspadai karena ini bisa menurun pada ibu dan mempengaruhi proses persalinan
6. Riwayat Haid
Ditanyakan mengenai :
• Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi pada usia pubertas, yaitu sekitar 12 – 16 tahun
• Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang normal / dianggap sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju sampai 3 hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang siklus haid yang biasa pada manusia adalah 25 – 32 hari.
• Lamanya haid. Biasanya antara 2 – 5 hari, ada yang 1- 2 hari diikuti darah sedikit – sedikit dan ada yang sampai 7 – 8 hari. Pada wanita biasanya lama haid ini tetap.
• Keluhan yang dirasakan
Keputihan. Warnanya, bau, gatal / tidak
• HPHT
• HPL
7. Riwayat Perkawinan
Ibu menikah berapa kali, Lamanya, umur pertama kali menikah
• Jika lamanya menikah > 4 tahun tetapi belum hamil bisa menyebabkan masalah pada kehamilannya ( pre eklamsia ) Sehingga persalinan tidak lancar
• Lama menikah > 2 tahun sudah punya lebih dari 1 anak, bahayanya perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu masih lemah , BBLR
• Umur pertama kali menikah < 18 tahun , pinggulnya belum cukup pertumbuhannya sehingga jika hamil beresiko waktu persalinan
• Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi , KPD, pre eklamsi, perdarahan setelah persalinan, BBLR, dll
8. Riwayat kehamilan , persalinan, Nifas yang lalu (Manuaba, 1998:133)
a Kehamilan
• Periksa setiap bulan sampai usia kehamilan 6-7 bulan.
• Periksa setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 8 bulan.
• Periksa setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai persalinan.
• Mengeluh mual muntah, sembelit, sesak.
• Mendapat obat, vitamin, tablet tambah darah serta penyuluhan.
b Persalinan
Melahirkan normal dan dengan tindakan di tenaga kesehatan, bayi langsung menangis, gerak aktif, warna kemerahan, jenis kelamin laki-laki/perempuan, plasenta lahir normal/manual, BBL aterm 2500-4000 gram, PBL 45-50 cm.
c Nifas
Setelah persalinan wanita akan mengalami masa nifas untuk dapat mengembalikan alat genetalia interna ke dalam keadaan normal, dengan tenggang waktu sekitar 42 hari / 6 minggu / 1 bulan 7 hari. Proses involusi uterus dibantu dengan kesediaan ibu untuk memberi ASI. Pada waktu bayi menghisap ASI terjadi rangsangan hipofisis posterior, sehingga dapat dikeluarkannya oksitosin yang mana berfungsi untuk meningkatkan kontraksi otot polos di sekitar alveoli kelenjar ASI, sehingga ASI dapat dikeluarkan.
9. Riwayat Kehamilan Sekarang
• Berapa kali periksa dan dimana
• Pemeriksaan sebaiknya dilakukan tiap 4 minggu jika segala sesuatu normal sampai kehamilan 28 minggu. Sesudah itu pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu dan sesudah 36 minggu tiap minggu
• Gerakan janin.Umumnya gerakan janin dirasakan ibu pada kehamilan 18 minggu. Pada primigravida dan 16 minggu pada multigravida pengamatan pergerakan janin dilakukan setiap hari setelah usia kehamilan lebih dari 28 minggu.
• Masalah dan tanda bahaya seperti perdarahan yang keluar dari vagina , penglihatan kabur, bengkak pada muka/kaki, nyeri pada perut, sakit kepala yang hebat, muntah - muntah yang hebat, tidak merasakan gerakan janin
• Imunisasi TT diberikan sekurang – kurangnya 2x dengan interfal minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya pernah mendapat TT 2x pada kehamilan yang lalu atau pada calon pengantin. Maka TT cukup diberikan 1x ( TT boster ) pemberian TT pada ibu hamil tidak membahayakan janin walaupun diberikan pada kehamilan muda.
• Pada kehamilan aterm adanya tanda-tanda persalinan seperti adanya Kontraksi yang semakin lama semakin sering dan keluarnya lendir bercampur darah
• Riwayat kehamilan sekarang membantu bidan untuk menentukan usia kehamilan dan mendeteksi adanya komplikasi yang mepengaruhi pada proses persalinan
10. Riwayat KB
Untuk mengetahui KB yang pernah digunakan ibu sebelum kehamilannya dan lama pemakaian sarta keluhan yang ibu rasakan selama penggunaan kontrasepsi tersebut dan ditanyakan tentang rencana KB yang akan ibu gunakan setelah melahirkan.
11. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Untuk mengetahui kesenjangan atau perbedaan kebiasaan antara sebelum hamil dan sesudah hamil.
a Nutrisi : Nutrisi yang diperlukan ibu hamil kalori, protein, zat besi, kalsium, Vitamin A, B, C, D dan air. Bahan makanan yang banyak mengandung lemak dan hidrat arang seperti manisan dan gorengan perlu dikurangi untuk menghindari kelebihan berat badan
b Eliminasi : Pada bulan pertama dan terahir kehamilan biasanya ibu mengeluh sering kencing karena kandung kemih tertekan oleh uterus dan kepala janin. Perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas usus halus dan usus besar sehingga mengakibatkan obstipasi. Sembelit dapat terjadi secara mekanis yang disebabkan karena menurunnya gerakan ibu hamil , tekanan kepala janin terhadap usus besar dan rectum
c Istirahat : Waktu istirahat harus lebih lama ± 10 – 11 jam. Untuk wanita hamil juga dianjurkan untuk tidur siang. Jadwal istirahat harus diperhatikan dengan baik karena dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan pertumbuhan janin.
d Aktivitas : Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tetapi sifatnya tidak melelahkan dan tidak mengganggu kehamilan, misalnya : pekerjaan rumah tangga yang ringan seperti memasak, menyapu tetapi jangan menimba dan mengangkat air, dll. Pekerjaan dinas misalnya guru, pegawai kantor boleh diteruskan. Pekarjaan yang sifatnya mengganggu kehamilan lebih baik dihindari misalnya kerja di pabrik rokok, percetakan yang mengeluarkan zat dapat mengganggu janin dalam kandungannya.
e Kebersihan :
• rambut harus sering di cuci
• Gigi harus betul - betul mendapat perawatan untuk mencegah karies
• Buah dada adalah organ yang erat hubungannya dengan kehamilan dan nifas, sebagai persiapan untuk produksi makanan bayi oleh karena itu bila kurang kebersihannya bisa menyebabkan infeksi
• Vulva harus selalu dalam keadaan bersih. Setelah BAK / BAB harus selalu dikeringkan.
• Kebersihan kuku juga harus diperhatikan karena di Bawah kuku bisa tersembunyi kuman penyakit
• Kebersihan kulit dilakukan dengan mandi 2x/hari mandi tidak hanya membersihkan kulit tetapi menyegarkan badan karena pembuluh darah terangsang dan badan terasa nyaman
• Kebersihan pakaian. Wanita hamil ganti pakaian yang bersih kalau dapat pagi dan sore. Lebih-lebih pakaian dalam seperti BH dan CD.
• Kebiasaan : Pada umumnya ibu hamil tidak baleh melakukan hal-hal yang dapat membahayakan keadaan janin seperti merokok, minum-minuman beralkohol, minum jamu, dll.
12. Data Psikososial dan Spiritual
a Psikososial
Untuk mengetahui apakah ibu menerima kehamilan dan tindakan medis yang akan dilakukan . Selain itu untuk mengatahui hubungan ibu dengan lingkungan sekitar
b Spiritual
Untuk mengetahui kebiasaan ibu dalam beribadah dan untuk mempermudah petugas dalam melakukan pendekatan.
B. Data Obyektif (Depkes RI, 2002:62)
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : composmentis/ apatis/ samnolen
Tekanan darah : Normal (110/70-130/90 mmHg)
Pernapasan : Normal (16 – 24 x/menit)
Nadi : Normal (60 – 80 x/menit)
Temperatur : 36,1 – 37,6° C
Tinggi badan : Normal >145 cm, ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm kemungkinan panggul sempit.
Penambahan BB : Mengetahui perubahan berat badan sebelum hamil dan saat hamil adakah penambahan berat badan atau penurunan berat badan. Hingga akhir kehamilan pertambahan BB yang normal sekitar 9 – 13,5 kg
Lingkar lengan atas : Normal > 23,5 cm, bila kurang merupakan indikator kuat untuk status gizi ibu yang kurang baik / buruk.
2. Pemeriksaan Fisik
a Inspeksi
• Muka : Ibu tampak menyeringai pada saat ada his dan tidak tampak oedem.
• Mata : Sklera tidak tampak kuning, conjungtiva tidak pucat. Conjungtiva normal warna merah muda, bila pucat menandakan anemia. Sklera yang normal berwarna putih bila kuning menandakan terinfeksi hepatitis, bila merah kemungkinan ada conjungtivitis.
• Mulut : Bibir tidak pucat, tidak kering, tidak pecah pecah, tidak ada stomatitis, lidah bersih, gigi tdak berlubang, dan tidak ada caries gigi. Dalam kehamilan sering timbul stomatitis yang mengandung pembuluh darah dan mudah berdarah, maka perlu perawatan mulut agar terlihat bersih.
Adanya caries pada gigi yang menandakan ibu kekurangan kalsium, saat hamil sering terjadi caries yang berkaitan denagn emesis, hiperemesis gravidarum. Adanya kerusakan gigi dapat menjadi sumber infeksi.
• Leher : Ada pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis dan kelenjar limfe. Kelenjar tyroid biasanya :
1) Mengalami hiperfungsi dan kadang disertai pembesaran ringan. Metabolisma basal dapat meningkat 15 – 25 % walaupun tampak gejala-gejala yang menyerupai hiperfungsi glandula tyroid namun wanita hamil itu tidak menderita hypertyriodismus.
2) Bila terdapat pembesaran kelenjar limfe mungkin disebabkan oleh berbagai penyakit misalnya peradangan akut di hepar, orofaring, kulit kepala/daerah leher selain itu kemungkinan terjadi TBC.
3) Menandakan adanya kelainan kardiovaskuler, kemungkinan besar ibu mengidap penyakit jantung
• Payudara : Simetris, bersih, terdapat hiperpigmentasi pada areola dan papali mamae, putting susus menonjol, ada pengeluaran colostrum.
• Abdomen : Membesar sesuai usia kehamilan, tidak tampak linea nigra dan strie albicans dan tidak tampak luka bekas operasi. Ketegangan rahim berlebihan karena kehamilan ganda, hidramnion dan kelainan letak yaitu letak sungsang, letak linyang merupakan penyebab terjadinya ketuban pecah dini.
• Genetalia : Vulva vagina : Tidak oedem dan cairan ketuban merembes
• Inspekulo : lihat dan perhatikan apakah memang air ketuban keluar dari kanalis servikalis dan apakah ada bagian yang sudah pecah.
• Anus : Bersih, tidak terdapat haemoroid.
• Ekstremitas
Atas : Simetris, pergerakan aktif, tidak oedem, tidak pucat pada kuku dan jari (pucat pada kuku dan tangan menandakan anemia ).
Bawah: Simetris, pergerakan aktif, tidak oedem pada kaki.
b Palpasi
• Leher : teraba pembesaran kelanjar tiroid/ tidak teraba pembesaran vena jugularis/ tidak, teraba pembesaran kelenjar limfe /tidak.
• Payudara : teraba benjolan abnormal/tidak, ada nyeri tekan/tidak, keluar colostrum/tidak
• Abdomen :
Leopod I : (untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan untuk mengetahui bagian janin yang berada di fundus)
Leopod II : (untuk mengetahui letak punggung anak, sehingga denyut jantung janin dapat terdengar )
Leopod III : (untuk mengetahui bagian terdahulu janin: kepala / bokong )
Leopod IV : (untuk mengetahui seberapa jauh bagian terdahulu janin masuk PAP, divergen / konvergen )
• Ekstremitas : Timbulnya edema didahului oleh penambahan BB yang berlebihan. Penambahan berat yang sekonyong-konyong disebabkan oleh retensi air dalam jaringan dan kemudian baru edema tampak. Edema ini tidak hilang dengan istirahat
c Auskultasi
• Dada : terdengar ronchi/tidak, terdengar wheezing/tidak
• Abdomen :
Terdengar bising usus/tidak, normal 15 -35 x/menit
Terdengar denyut jantung janin/tidak, teratur/tidak, frekuensi normal 120 – 160 x/menit, terdengar disebalah mana ibu.
d Perkusi
Ada reflek patella/tidak
Normalnya tungkai bawah akan bergerak sedikikt ketika tendon ditekuk. Bila gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal ini mungkin merupakan tanda eklampsia. (Depkes RI, 2002:20)
Bila reflek patela negatif, kemungkinan pasian mengalami kekurangan B1. (Pusdiknakes, 2002:68)
3. Pemeriksaan Dalam
• VT : Ø < 3 cm, ket (-) pada primipara.
• VT : Ø < 5 cm, ket (-) pada multipara.
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Inspekulo
Terdapat cairan keluar melalui ostium uteri / terkumpul di fornix posterior.
b. Pemeriksaan USG
Untuk menentukan UK dan kecukupan cairan ketuban.
c. Pemeriksaan Darah
Leukosit darah > 15.000 / m3
d. Tes Lakmus
Jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru.
e. Tes Pakis
Menunjukkan kristal cairan amnion dan menunjukkan gambar pakis.
2.1.1 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx : G..... P..... Ab ..... UK..... minggu tunggal, hidup, intrauteri, letkep, inpartu kala I fase laten dengan ketuban pecah dini.
Ds : ibu mengatakan hamil anak ke....usia kehamilan...bulan
Ibu mengatakan mengeluarkan cairan sejak tanggal........ jam...... disertai kenceng-kenceng tapi tidak terlalu sering.
Do : - KU : baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV : - TD : normal 110/70-130/90 mmHg
- Nadi : normal 60 – 90 x/menit
- Respirasi : normal 16 -24 x/menit
- Suhu : normal 36,5 – 37,5 ºC
- Perut : pembesaran perut sesuai UK
• Leopold I : Di fundus teraba bagian lunak, kurang bundar, kurang melenting (kesan bokong), TFU teraba sesuai UK
• Leopold II : Teraba bagian panjang, datar, keras seperti papan di sebelah kanan / kiri perut ibu
• Leopold III : Di atas symphisis teraba bulat, keras & melenting (kepala), kepala sudah masuk apa belum
• Leopold IV : Sejauh mana bagian bawah masuk PAP
• His : tidak ada HIS dalam 1 jam setelah ketuban pecah
• DJJ : 120 – 160 x/ menit
Genetalia : tampak cairan yang merembes di introitus vagina
Pemeriksaan Dalam
VT : Ø < 3 cm, ket (-) pada primipara.
VT : Ø < 5 cm, ket (-) pada multipara.
2.1.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
- Ibu : partus lama, infeksi intrauterine, atonia uteri, perdarahan post partum, infeksi nifas.
- Anak : IUFD, Hipoksia, Prematuritas
2.1.3 Identifikasi Kebutuhan Segera
- Tirah baring
- Observasi kemajuan persalinan
- Kolaborasi dengan dokter Sp.OG dalam pemberian terapi.
2.1.4 Intervensi
DX : G..... P..... Ab ..... UK..... minggu tunggal, hidup, intrauteri, letkep, inpartu kala I fase laten dengan ketuban pecah dini.
Tujuan : - Kala I fase aktif berjalan dengan lancar
- Keadaan ibu dan janin baik sampai akhir persalinan dan tidak terjadi komplikasi.
KH : - Keadaan ibu dan janin baik
- TTV dalam batas normal
- Tensi : normal 110/70-130/90 mmHg
- Nadi : normal 60 – 90 x/menit
- Respirasi : normal 16 -24 x/menit
- Suhu : normal 36,5 – 37,5 ºC
- DJJ normal 120 – 160x /menit
- Kala I tidak melewati garis waspada
- Tidak terjadi infeksi dan komplikasi
- Ibu dapat melahirkan secara normal
Intervensi :
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
R : persamaan persepsi membantu ibu lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan diberikan
2. Anjurkan ibu untuk bedrest total di tempat tidur
R : Menjaga air ketuban agar tidak merembes keluar karena jika kehabisan air ketuban janin akan tertekan oleh dinding uterus dan janin tidak dapat lahir normal
3. Anjurkan ibu untuk miring ke kiri dan ke kanan senyaman ibu
R : Miring kanan / kiri yang senyaman Ibu dapat memperlancar peredaran darah, mencegah terjadinya sindroma vena kava superior dan mempercepat proses penurunan kepala janin
4. Observasi nadi, His, DJJ tiap 30 menit, suhu tiap 2 jam, TD d& kemajuan persalinan tiap 4 jam.
R : parameter keadaan ibu dan janin
5. Kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi.
R : Antibiotika profilaksis dapat mengurangi resiko infeksi
6. Siapkan alat dan obat untuk persalinan
R : Persiapan yang tepat meningkatkan keefektifan dalam bekerja
7. Siapkan baju bayi dan baju ibu
R : Persiapan yang tepat meningkatkan keefektifan dalam bekerja
8. Anjurkan ibu untuk tidak merneran sebelum pembukaan lengkap
R : meneran sebelum waktunya dapat menyebabkan oedem pada jalan lahir
2.1.5 Implementasi
Disesuaikan dengan intervensi
2.1.6 Evaluasi
Disesuaikan dengan kriteria hasil
BAB III
TINJAUAN KASUS
1.1 Pengkajian
Tanggal : 22 Januari 2014 Jam : 14.05 WIB
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama ibu : Ny. “M”
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jamberejo,RT 07/RW 02 Nama suami : Tn. “J”
Umur : 44 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Penghasilan : + Rp.1.500.000,-
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan kenceng – kenceng sejak tanggal 21 Januari 2014 jam 03.00 dan sudah mengeluarkan cairan seperti kencing tidak terasa sejak tanggal 22 Januari jam 09.00
3. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular (penyakit hati, batuk menahun), menurun (sesak nafas, kencing manis, tekanan darah tinggi) ataupun penyakit menahun (jantung,ginjal), penyakit IMS (keputihan, berbau, gatal, nyeri saat kencing, kencing berdarah), tidak pernah operasi, serta tidak pernah mengalami perdarahan.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah menderita penyakit menular (penyakit hati, batuk menahun), menurun (sesak nafas, kencing manis, tekanan darah tinggi) ataupun penyakit menahun (jantung,ginjal) serta IMS (keputihan, berbau, gatal, nyeri saat kencing, kencing berdarah), tidak pernah mengalami perdarahan.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan di keluarganya tidak ada yanag menderita penyakit menular (penyakit hati, batuk menahun), menurun (sesak nafas, kencing manis, tekanan darah tinggi) ataupun penyakit menahun (jantung,ginjal) serta IMS (keputihan, berbau, gatal, nyeri saat kencing, kencing berdarah), serta tidak ada riwayat kembar di dalam keluarganya.
6. Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Siklus : 30 hari
Lama haid : ± 7 hari
Banyaknya : Hari pertama 3-4 x ganti pembalut perhari
Keputihan : (-)
Dismenorhoe : (-)
HPHT : 13-5-2013
TP : 20-2-2014
7. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 kali
Lama : 12 tahun
Usia pertama menikah : 31 tahun
8. Riwayat kehamilan, Persalinan & Nifas yang Lalu
No Kehamilan Persalinan Nifas
UK Penyulit Jenis Persalinan L/P BBL H/M Umur
1 9 bln - spontan P 3000 gr H 19 tahun Normal
II 9 bulan - spontan L 3100 gr H 16 tahun Normal
III
H A M I L I N I
9. Riwayat kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan saat hamil periksa rutin ke bidan ± 7x. Mengeluh mual muntah pada awal kehamilan, mendapat tablet tambah darah & vitamin. Ibu merasakan gerakan janin saat hamil 5 bulan. Ibu mendapat konseling untuk tidak melakukan oyog & minum jamu.
10. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah melahirkan anak pertama, ibu menggunakan suntik 3 bulanan, kemudian setelah melahirkan anak kedua ibu menggunakan KB spiral setelah melepas KB Spiral ibu hamil
11. Pola Kebiasaan Sehari – Hari
a. Nutrisi
Ibu makan 3x sehari terdiri dari 1 piring nasi, lauk pauk, sayuran, kadang buah. Minum air putih ± 8 gelas/ hari.
b. Eliminasi
- BAK ± 7-8x/ hari, warna kuning, jernih, bau khas urin, tidak ada gangguan
- BAB 1x sehari tiap pagi hari, warna kuning, bau khas feces, tidak ada gangguan
c. Aktivitas
Ibu bekerja seperti ibu rumah tangga lainnya, seperti memasak, mencuci, dan sebagainya
d. Istirahat
Ibu tidur siang ± 1 jam & tidur malam ± 8 jam
e. Kebersihan
Ibu mandi 2x sehari, ganti baju & celana dalm tiap kali selesai mandi, gosok gigi 2x/ hari.
12. Riwayat Psikososial Spiritual
Psikososial : Hubungan ibu dengan suami, keluarga dan tetangga baik.
Spiritual : Ibu beragama islam & selalu berdoa demi keselamatan ibu dan bayinya.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
- Kesadaran umum : baik
- Kesadaran : composmetis
- TTV : TD : 180/100 mmHg
Nadi : 86x/menit
Suhu : 36,8 °C
Rr : 24 x/menit
- TB : 151 cm
- BB sebelum hamil : 58 kg
- BB sekarang : 69 kg
- HPL : 20-2-2014
2. Pemeriksaan Fisik
a Inspeksi
Muka : tampak kesakitan saat ada His, tidak pucat, tidak oedem.
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.
Mulut : bibir kering, lidah bersih, tidak tampak karies gigi
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid dan bendungan vena jugularis.
Payudara : simetris, bersih, hiperpigmentasi areola mamae, puting susu menonjol.
Abdomen : tidak tampak luka bekas operasi.
Genetalia : tidak tampak varises, tidak oedem, pengeluaran pervaginam lendir darah.
Ekstremitas : tidak oedem dan varises
b Palpasi
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan bendungan vena jugularis.
Payudara : tegang, tidak tampak benjolan abnormal, ASI +/+.
Abdomen :
- L I : Pada fundus teraba lunak, kurang bundar, kurang melenting (bokong), TFU 3 jari bawah px (30 cm).
- L II : Teraba bagian datar, panjang, keras seperti papan di sebelah kanan perut ibu (puka).
- L III : Di atas symphisis teraba keras, bundar dan melenting (kepala), kepala sudah masuk PAP.
- L IV : konvergen.
- WHO : kepala teraba 4/5 bagian.
- TFU : 32 cm, tiga jari di baawah px
- His : 2-3 x dalam10 menit, lama 30 detik.
- Kandung kemih : kosong.
Ekstremitas : tidak oedem, tidak varises
c Auskultasi
DJJ : 134x / menit reguler terdengar di sebelah kanan perut ibu di bawah pusat dengan doppler
d Perkusi
Reflek patella : +/+
3. Pemeriksaan Dalam
Pemeriksa : Bidan Tanggal/ Jam : 22-1-2014/ 14.10
Hasil : v/v lendir (+) terdapat cairan ketuban merembes, Ø 1cm, effecement 25 %, ketuban (-), bagian terdahulu kepala, tidak ada bagian kecil janin disekitar bagian terdahulu, bagian terendah UUK jam 9, Hodge I, Molase O
1.2 Identifikasi Diagnosa & Masalah
Dx : GIII P2002 Ab000 UK 34- 36 minggu I/T/H preskep inpartu kala I fase laten dengan ketuban pecah dini
Ds : - ibu mengatakan ini kehamilannya yang ketiga, tidak pernah keguguran.
- ibu mengatakan mengeluarkan cairan seperti pipis tidak terasa sejak pagi tanggal 22-1-2014 & kenceng-kenceng sejak 21-1-2014 jam 03.00
Do : - Kesadaran umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV : TD : 180/100 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 36,8 °C
Rr : 24 x/menit
- Abdomen :
Leopold I : Pada fundus teraba lunak, kurang bundar, kurang melenting (bokong), TFU 3 jari bawah px (30 cm).
Leopold II : Teraba bagian datar, panjang, keras seperti papan di sebelah kanan perut ibu (puka).
Leopold III : Di atas symphisis teraba keras, bundar dan melenting (kepala), kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : Konvergen, teraba 4/5 bagian
His : 2-3 x dalam10 menit, lama 30 detik.
- Genetalia : v/v lendir (+) terdapat cairan ketuban merembes, Ø 1cm, effecement 25 %, ketuban (-), bagian terdahulu kepala, tidak ada bagian kecil janin disekitar bagian terdahulu, bagian terendah UUK jam 9, Hodge I, Molase O
1.3 Identifikasi Diagnosa & Masalah Potensial
- Ibu : partus lama, infeksi intrauterine, atonia uteri, perdarahan post partum, infeksi nifas.
- Anak : IUFD, Hipoksia, Prematuritas
1.4 Identifikasi Pemenuhan Kebutuhan Segera
- Tirah baring
- Observasi kemajuan persalinan
- Kolaborasi dengan dokter Sp.OG dalam pemberian terapi
1.5 Intervensi
Dx : GIII P2002 Ab000 UK 34-36 minggu I/T/H preskep inpartu kala I fase laten dengan ketuban pecah dini
Tujuan : - Kala I fase aktif berjalan dengan lancar
- Keadaan ibu dan janin baik sampai akhir persalinan dan tidak terjadi komplikasi
KH : - Keadaan ibu dan janin baik
- TTV dalam batas normal
- Tensi : normal 110/70-130/90 mmHg
- Nadi : normal 60 – 90 x/menit
- Respirasi : normal 16 -24 x/menit
- Suhu : normal 36,5 – 37,5 ºC
- DJJ normal 120 – 160x /menit
- Kala I tidak melewati garis waspada
- Tidak terjadi infeksi dan komplikasi
- Ibu dapat melahirkan secara normal
Intervensi :
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
R : persamaan persepsi membantu ibu lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan diberikan
2. Jelaskan pada ibu dan keluarga bahwa ibu segera dirujuk
R : karena keadaan ibu tidak bisa di tangani dipuskesmas sehingga membutuhakan pelayanan yang maksimal
3. Pasang infus NS
R : untuk memenuhi kebutuhan cairan ibu
4. Ajarkan ibu teknik relaksasi saat ibu merasa kesakitan
R : teknik relaksasi dapat mengurangi sakit pada ssat kontraksi
5. Siapkan BAKSOKU
R : Sebagai acuan dalam merujuk pasien
1.6 Implementasi
Dx : GIII P2002 Ab000 UK 34-36 minggu I/T/H preskep inpartu kala I fase laten dengan ketuban pecah dini
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan yaitu TD : 180/100 mmHg, nadi 86x / i, Suhu 36,8 0 C, DJJ normal 132x/i, Ø 1 cm, penipisan 25 %, ketuban sudah pecah.
2. Menjelaskan pada keluarga dan ibu bahwa ibu harus di rujuk karena ketuban ibu sudah merembes lama. Keadaan ini bisa menimbulkan infeksi & persalinan ibu menjadi kurang lancar karena ketuban yang berfungsi sebagai pelicin berkurang sehingga dapat menyebabkan rasa sakit yang lebih sakit serta bagi bayi juga berakibat kurangnya ruang gerak bayi sehingga membuat bayi stress. Sedangkan di Puskesamas alat-alatnya kurang lengkap sehingga harus di rujuk sehingga mendapatkan penaganganan yang lebih tepat
3. Memasang infus NS dengan 20 tetes per menit
4. Mengajarkan teknik relaksasi yaitu napas panjang dari hidung lalu di buang lewat mulut apabila ibu merasa kesakitan.
5. Menyiapkan BAKSOKU ( Bidan, Alat, Kendaraan, Supir, Obat, Keluarga, Uang)
1.7 Evaluasi
Tanggal : 22-1-2014 Jam : 15.15 WIB
S : Ibu mengatakan kenceng-kencengnya semakin sering dan semakin sakit.
O : - Kesadaran umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- Nadi : 86x/menit
- His : 2-3x 10’ lama 30 menit
- VT : v/v lendir (+) darah (+), Ø 1cm, effecement: 25%, ketuban (-), bagian terdahulu kepala, tidak ada bagian kecil janin disekitar bagian terdahulu, bagian terendah UUK jam 9, Hodge II, Molase O
A : GIII P2002 Ab000 UK 34-36 minggu I/T/H preskep inpartu kala I Fase Laten dengan ketuban pecah dini
P : - Menyuruh ibu untuk melakukan teknik relaksasi apabila perutnya terasa sakit
- Melakukan rujukan ke RSUD Kanjuruhan untuk penaganan persalinan ibu.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan bagian dari studi kasus yang membahas kesenjangan antara tinjauan teori dan praktek di lapangan dalam memberikan asuhan kebidanan pada Ny. “M” GIIIP2002Ab000 UK 34-36 minggu, I/T/H, Preskep, Inpartu Kala I Fase Laten dengan Ketuban Pecah Dini.
Dalam pengkajian data tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan dilapangan pada NY “M” didapatkan data subyektif yaitu ibu berumur 43 tahun, ini adalah kehamilan ketiga, ibu mengeluh sejak tanggal 21 Januari 2014 jam 03.00 dan sudah mengeluarkan cairan seperti kencing tidak terasa sejak tanggal 22 Januari jam 09.00, TP 11-04-2011. Data obyektifnya yaitu TD 180/100 mmHg, Dari hasil palpasi didapatkan hasil yaitu TFU 3 jari bawah px (30cm), puka, kepala sudah masuk PAP, konvergen 4/5 bagian. Dari hasil periksa dalam didapatkan hasil yaitu v/v lendir (+) terdapat cairan ketuban merembes, Ø 1 cm, effecement 25 %, ketuban (+), bagian terdahulu kepala, tidak ada bagian kecil janin disekitar bagian terdahulu, bagian terendah UUK jam 9, Hodge I, Molase O sehingga dapat ditegakkan diagnosa yaitu GIII P2002 Ab000 UK 34-36 minggu I/T/H preskep inpartu kala I fase laten dengan ketuban pecah dini.
Pada identifikasi diagnose dan masalah tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus, yaitu pada ibu dapat terjadi partus lama, infeksi intrauterine, atonia uteri, perdarahan post partum, infeksi nifas. Sedangkan pada anak dapat terjadi IUFD, Hipoksia, Prematuritas. Sehingga pemenuhan kebutuhan segera yaitu tirah baring, observasi kemajuan persalinan, kolaborasi dengan dokter Sp.OG dalam pemberian terapi.
Pada intervensi yang disusun didapatkan adanya kesenjangan, di lahan tidak sesuai dengan teori yaitu ibu langsung dilkukan rujukan ke RSUD Kanjuruhan untuk penanganan persalinan.
Pada implementasi disesuaikan dengan intervensi.
Pada evaluasi berisi tentang keadaan ibu sebelum dilakukan rujukan Kanjuruhan.
Dari semua data yang telah didapat, telah ditemukan beberapa kesenjangan antara teori dan lahan. Dikarenakan asuhan kebidanan ini dilakukan sesuai dengan keadaan yang sedang dihadapi demi keselamatan ibu dan bayi.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Penelitian WHO diseluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa pertahun. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian Bayi (AKB) masing-masing 373/100.000 kelahiran hidup serta 60/1000 kelahiran hidup (Winjosastro, 2005). Untuk mempercepat pencapaian target MDGs, pada tahun 2011, kementerian kesehatan telah menetapkan kebijakan bahwa semua persalinan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dan memulai program jampersal (jaminan persalinan),yaitu suatu paket program yang mencakup pelayanan antenatal, persalinan, posnatal, dan keluarga berencana (Depkes, 2005).
Dalam kasus pada NY “M” didapatkan data ibu mengeluh sejak tanggal 21 Januari 2014 jam 03.00 dan sudah mengeluarkan cairan seperti kencing tidak terasa sejak tanggal 22 Januari jam 09.00, TD 180/100 mmHg, Dari hasil palpasi didapatkan hasil yaitu TFU 3 jari bawah px (30cm), puka, kepala sudah masuk PAP, konvergen 4/5 bagian. Dari hasil periksa dalam didapatkan hasil yaitu v/v lendir (+) terdapat cairan ketuban merembes, Ø 1 cm, effecement 25 %, ketuban (+), bagian terdahulu kepala, tidak ada bagian kecil janin disekitar bagian terdahulu, bagian terendah UUK jam 9, Hodge I, Molase O sehingga dapat ditegakkan diagnosa yaitu GIII P2002 Ab000 UK 34-36 minggu I/T/H preskep inpartu kala I fase laten dengan ketuban pecah dini.
Intervensi yang disusun yaitu ibu langsung dilkukan rujukan ke RSUD Kanjuruhan untuk penanganan persalinan.
Dari semua data yang telah didapat, telah ditemukan beberapa kesenjangan antara teori dan lahan yaitu pada intervensi.
Dari keseluruhan pelaksanaan asuhan kebidanan ini, ibu sangat kooperatif dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan saat evaluasi hasil pelaksanaan ibu bayi bisa menjawab keadaan bayinya dan dapat menerima penjelasan nakes.
V.2 Saran
Sebaiknya dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien pengkajian data harus lengkap sehingga dapat menentukan diagnose dengan tepat. Pemberian intervensi dan pelaksanaan implementasi disesuaikan dengan kebutuhan klien dan sesuai dengan standart pemberian asuhan. Ketrampilan tenaga kesehatan yang baik dapat memberikan asuhan yang efektif bagi klien. Dan bagi klien sendiri sikap kooperatif dapat mempermudah tenaga kesehatan dalam melaksanakan asuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Hanifa, Wiknjosastro. 2000. Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal. Jakarta : YBP-SP
Manuaba, Prof. Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I.Jakarta : EGC
Syaifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Pandaun Praktis Pelayanann Kesehatan Maternal & Neonatal. Jakarta : YBP-SP
I/T/H PRESENTASI KEPALA INPARTU KALA I FASE LATEN
DENGAN KETUBAN PECAH DINI
DI PUSKESMAS TAJINAN
22 JANUARI 2014
Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Kebidanan Semester V
Oleh :
EKA INDIRA MUFRIANTI
NIM: 11.2.013
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
MALANG
2014
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “M” GIIIP2002 Ab000 UK 34-36 minggu
I/T/H PRESENTASI KEPALA INPARTU KALA I FASE LATEN
DENGAN KETUBAN PECAH DINI
DI PUSKESMAS TAJINAN
22 JANUARI 2014
Mahasiswa,
EKA INDIRA MUFRIANTI
NIM: 11.2.013
Menyetujui,
Pembimbing Institusi, Pembimbing Klinik,
SK SULASTRI, SST, M.Kes Hj. NIKMATIN, SST, SE, MM.Kes
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan Pada Ny. “M” GIIIP2002 Ab000 UK 34-36 minggu I/T/H, Presentasi Kepala Inpartu Kala I Fase Laten dengan Ketubah Pecah Dini di Puskesmas Tajinan, tanggal 22 Januari 2014
Penulis menyadari bahwa penulisan Asuhan Kebidanan in itidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak , untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. I Putu Gde Santika, M. Si, selaku direktur Politeknik Kesehatan dr. Soepraoen Malang.
2. dr. Zainal Alim, Sp.OG, selaku Ka Prodi Kebidanan Poltekkes dr. Soepraoen Malang.
3. Drg. Titik Purwanti, selaku Kepala UPTD Puskesmas Tajinan
4. Hj. Nikmahtin, SST, SE, MM. Kes selaku pembimbing klinik.
5. SK Sulastri, SST, M.Kes, selaku pembimbing institusi Poltekkes dr. Soepraoen Malang.
6. Orang tua yang selalu memberikan dukungan moril maupun spiritual.
7. Serta teman-teman yang banyak membantu terselesaikannya asuhan kebidanan ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan asuhan kebidanan ini karena keterbatasan kemampuan dan waktu. Untuk itu mohon masukan serta saran yang membangun demi perbaikan penulisan berikutnya dan semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Malang, Januari 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian WHO diseluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa pertahun. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian Bayi (AKB) masing-masing 373/100.000 kelahiran hidup serta 60/1000 kelahiran hidup (Winjosastro, 2005). Untuk mempercepat pencapaian target MDGs, pada tahun 2011, kementerian kesehatan telah menetapkan kebijakan bahwa semua persalinan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dan memulai program jampersal (jaminan persalinan),yaitu suatu paket program yang mencakup pelayanan antenatal, persalinan, posnatal, dan keluarga berencana (Depkes, 2005).
(AKI) di Indonesia masih berada pada angka 307/100.000 kelahiran hidup atau setiap 2 nyawa meninggal dunia karena berbagai sebab. Demikian pula (AKB) masih berada pada kisaran 20/1000 kelahiran hidup. Dari pelaksanaan MPS target yang diharapkan pada tahun 2010 dapat mencapai, angka kematian maternal menjadi 125/100.000 kelahiran hidup. Dalam rangka inilah Departemen Kesehatan bersama Program Maternal dan Neonatal Health (MNH) sejak tahun 1999 mengembangkan berbagai pendekatan yang didasarkan pada praktek-praktek terbaik (Best Practice) yang diakui dunia untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan ibu melahirkan dan bayi baru lahir diberbagai daerah intervensi di Indonesia, untuk mencapai hal itu masih diperlukan waktu kendati Depkes sudah menempatkan bidan di desa (JNPK KR, 2006).
Melalui PONED dan PONEK, secara angka AKB dan AKI dapat terus menurun, sebagai gambaran dalam tahun 2009 jumlah AKI sebanyak 831 orang dan ditahun ini 2010 mengalami penurunan menjadi 641 orang (Depkes, 2005). Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. “M”. GIIIP2002Ab000 UK 34-36 minggu, I/T/H, Preskep dengan Inpartu Kala I Fase Aktif di Puskesmas Tajinan.
I.2 Tujuan Penulisan
I.2.1 Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan kepada Ny. “M” secara komprehensif meliputi biologi, psikologi, social dan spiritual pada ibu.
I.2.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu ;
1. Melakukan pengkijian pada ibu.
2. Mengidentifikasi diagnose dan masalah yang muncul dari hasil pengkajian.
3. Mengantisipasi masalah potensial yang timbul.
4. Melakukan kebutuhan segera sesuai dengan masalah potensial.
5. Membuat rencana tindakan.
6. Melaksanakan tindakan sesuai intervensi.
7. Melakukan evaluasi dan pendokumentasian.
I.3 Metode Pengumpulan Data
I.3.1 Observasi
Melakukan pengamatan langsung pada klien.
I.3.2 Wawancara
Mengadakan Tanya jawab langsung pada klien untuk memperoleh data subyektif.
I.3.3 Praktek
Melakukan praktek langsung pada klien.
I.3.4 Studi Pustaka
Membaca sumber buku yang dapat mendukung berlangsungnya asuhan kebidanan.
I.3.5 Pemeriksaan Fisik
Pengamatan secara langsung kepada klien meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
I.4 Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
I.2 Tujuan Penulisan
I.3 Metode Pengumpulan Data
I.4 Sistematika Penulisan
BAB II Tinjauan Teori
II.1 Konsep Dasar Abortus
II.2 Konsep Abortus Incomplet
II.3 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan
BAB III Tinjauan Kasus
BAB IV Pembahasan
BAB V Penutup
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Ketuban Pecah Dini (KPD) / PRM (Pemature Rupture of The Membrane)
II.1.1 Definisi
Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan mulai dan tunggu satu jam sebelum terjadi inpartu. (Manuaba, 2001).
Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan pada saat belum inpartu/selaput ketuban pecah 1 jam kemudian tidak diikuti tanda – tanda awal persalinan (tanpa melihat umur kehamilan). (Standart Pelayanan Medik SMF Obstetri dan Ginekologi).
Ketuban Pecah Dini dan belum inpartu : (PRM : Premature Rupture of The Membrane) ketuban pecah pada pembukaan cervik fase laten dan belum ada tanda – tanda inpartu.
Ketuban Pecah Dini dan telah inpartu : (ERM : Early Rupture of The Membrane) ketuban pada pembukaan cervik fase laten dan telah ada tanda – tanda inpartu.
II.1.2 Macam – macam kpd berdasarkan waktu (Mansjoer, 2001: 313)
1. KPD Pada UK < 37 minggu
2. KPD Pada UK > 37 minggu
II.1.3 Penyebab / etiologi (Merry H.)
1. Penyebab dari PROM masih belum jelas maka usaha preventif tidak dapat dilakukan kecuali dalam usaha menekan adanya infeksi.
2. Tetapi beberapa bukti menunjukkan bahwa bakteri atau sekresi maternal yang menyebabkan iritasi dapat menghancurkan selaput ketuban
3. Kadang – kadang juga akibat induksi persalinan yang kurang tepat.
4. Incompetensi cervik.
II.1.4 Patofisiologi
1. Ascending infection, pecahnya ketuban menyebabkan adanya hubungan langsung antara ruang intra amnion.
2. Infeksi intra amnion bisa terjadi langsung pada ruang amnion, atau dengan penjalaran infeksi melalui dinding uterus, selaput janin, kemudian ruang intra amnion.
3. Mungkin juga jika ibu mengalami infeksi sistemik, infeksi intra uterin menjalar melalui placenta (Sirkulasi Fetomaternal).
4. Tindakan iatrogenic traumatic/hygine buruk, misalnya pemeriksaan dalam terlalu sering, dsb.
5. Presdiposisi infeksi, kuman yang sering ditemukan : Streptococcus, Stapylococcus (gram positif), E. coli (gram negatif), Bacteroides, Peptococcus (anaerob).
II.1.5 Gejala klinik / diagnosis
Diagnosis harus didasarkan pada :
1. Anamnesis
a. Kapan keluarnya cairan
b. Warna
c. Bau
d. Adanya pertikel – partikel di dalam cairan
2. Infeksi
Keluar cairan pervaginam.
3. Inspekulo
Bila fundus ditekan atau bagian terendah digoyangkan keluar dari OVE dan terkumpul di forniks posterior.
4. Pemeriksaan dalam
a. Adanya cairan dalam vagina
b. Selaput ketuban tidak ada
5. Pemeriksaan penunjang
Dengan kertas lakmus menunjukkan reaksi basa lakmus berubah menjadi biru berarti air ketuban. Dengan kertas lakmus menunjukkan reaksi asam kertas lakmus berubah menjadi biru berarti air kencing.
a. Sebagai dasar interpretasi
• Selaput ketuban mungkin utuh :
Kuning : pH 5,0
Kuning pudar : pH 5,5
Hijau pudar : pH 6,0
• Selaput ketuban pecah
Hijau biru : pH 6,5
Biru kelabu : pH 7,0
Biru pekat :pH 7,5
b. Secara microskopis mungkin akan ditemukan microorganisme pathogen.
II.1.6 Tanda dan gejala diagnosis
Gejala dan Tanda yang selalu ada Gejala dan Tanda yang kadang – kadang ada Diagnosis kemungkinan
• Keluar cairan ketuban • Ketuban pecah tiba – tiba
• Cairan tampak di introitus
• Tidak ada his dalam 1 jam • Ketuban pecah dini
• Cairan vagina berbau
• Demam/menggigil
• Nyeri perut • Riwayat keluarnya cairan
• Uterus nyeri
• DJJ cepat
• Perdarahan pervaginam
sedikit • Amniotomis
• Cairan vagina berbau
• Tidak ada riwayat
ketuban pecah
• Gatal
• Keputihan
• Nyeri perut
• Disuria • Vaginitis
• Caitan vagina berdarah
• Cairan berupa darah dan lendir • Nyeri perut
• Gerak janin berkurang
• Perdarahan banyak
• Pembukaan dan
pendataran cervik • Perdarahan Antepartum
II.1.7 Diagnosa banding (Syaifudin: 2002).
1. Test lakmus (Test netrazin) jika kertas lakmus warna merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya cairan ketuban (alkalis). Darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan test yang positif palsu.
2. Test pakis, dengan meneteskan cairan ketuban pada gelas objek dan biarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan kristal cairan amnion dan gambaran daun pakis.
II.1.8 Prognosis (Syaifudin: 2002)
1. Kekurangan cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan berusia 2 minggu.
2. Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.
3. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu mapun kehamilan aterm.
II.1.9 Komplikasi (Manuaba: 2001).
Ditemukan oleh cara penatalaksanaan dan komplikasi – komplikasi yang mungkin timbul serta umur dari kehamilan. KPD itu sendiri mempunyai pengaruh terhadap janin dan ibu baik pada masa kehamilan maupun masa persalinan.
a. Pengaruh terhadap janin
Walaupun ibu janin belum menunjukkan gejala – gejala infeksi ke janin mungkin sudah terkena intra uterin lebih dulu terjadi sebelum gejala dari ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalitas dan morbiditas prenatal, tali pusat menumbung “Amniotik Band Syndrome” yaitu kelainan bawaan akibat ketuban pecah sejak hamil muda.
b. Pengaruh terhadap ibu
Karena jalan lahir telah terbuka antara lain akan dijumpai :
1) Infeksi intrapartal apalagi bila terlalu sering diperiksa dalam
2) Infeksi puerperium atau nifas
3) Peritonitis dan septikemi
4) Dry labor
5) Ibu akan lebih cepat capek karena harus tidur terus maka kemungkinan akan terjadi partus lama, suhu badan naik, nadi cepat dan nampaklah tanda-tanda infeksi.
II.1.10 Penatalaksanaan
1. KPD dengan kehamilan aterm
a) Diberikan antibiotic (inj. Ampicillin 1 gr/6 jam IV, test dulu), observasi suhu rectal tiap 3 jam, bila meningkat > 37,6oC segera terminasi.
b) Bila suhu rectal tidak meningkat, ditunggu 12 jam. Bila ada tanda – tanda inpartu dilakukan terminasi.
2. KPD dengan kehamilan preterm
a. Perkiraan BB janin > 1500 gr: diberikan antibiotika inj. Ampicillin 1 gr/6 jam IV, test dulu selama 2 hari dilanjutkan amoxicillin 3x500 mg/hari per os selama 3 hari, kortikosteroid untuk merangsang matrusi paru yaitu inj. Dexsametason 10 mg IV, 2x selama 24 jam atau inj. Betametason 12 mg IV selama 24 jam, Observasi 2x24 jam, bila belum inpartu segera terminasi.
ü Observasi suhu rectal tiap 3 jam, bila ada kecenderungan meningkat > 37,6oC segera terminasi.
b. Perkiraan BB janin < 1500 gr
ü Pemberian antibiotic inj. Ampicillin 1 gr/16 jam IV test dulu selama 2 hari dilanjutkan amoxicillin 3x500 mg/hari per os selama 3 hari.
ü Observasi 2x/jam dan suhu rectal tiap 3 jam.
ü Bila suhu rectal meningkat > 37,6oC segera terminasi.
ü Bila 2x24 jam air ketuban tidak keluar, dilakukan USG :
ü Bila 2x24 jam, air ketuban masih tetap keluar, segera terminasi.
ü Bila konservatif, sebelum penderita pulang diberi nasehat :
ü Segera kembali ke RS bila ada tanda – tanda demam atau keluar air ketuban lagi.
ü Tidak boleh coitus
ü Tidak boleh manipulasi vaginal.
Pada kasus KPD menyelesaikan persalinan bisa dengan :
ü Partus spontan
ü Vakum ekstrasi
ü Forcep ekstrasi
ü Embriotomi bila anak sudah meninggal
ü Secsio sesarea bila ada indikasi obstetric.
II.1.11 Penanganan
a. Konservatif
1. Rawat di RS
2. Berikan antibiotika (ampicillin 4x500 mg atau eritromicin bila tak tahan ampicillin) dan metronidasol 2x500 mg selama 7 hari.
3. Jika umur kehamilan < 32 – 34 minggu diawal selama air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
4. Jika UK 32 – 37 minggu belum inpartu, tidak ada infeksi, test busa negative beri dexametason, observasi tanda – tanda infeksi dan kesejahteraan janin, terminasi pada kehamilan 37 minggu.
5. Jika UK 32 – 37 minggu, sudah inpartu tidak ada infeksi, berikan tokolitik (salbutamol), dexametason, dari induksi setelah 24 jam.
6. Jika UK 32 – 37 minggu, ada infeksi berikan antibiotic dan lakukan induksi.
7. Nilai tanda – tanda infeksi (suhu, leokosit, tanda – tanda infeksi intra uterin).
8. Pada UK 32 – 34 minggu, berikan steroid untuk memicu kematangan paru janin kalau memungkinkan periksa kadar lisetin dan spingomielin tiap minggu, dosis betametason 12 minggu sehati tunggal selama 2 hari, dexametason 1 mg, 5 minggu setiap 6 jam sebanyak 6 kali.
II.2 Konsep Manajemen Kebidanan
II.2.1 Pengkajian
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama : nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil, dan menghindari terjadinya kekeliruan.(Christina, 2000 :41).
Umur : terutama pada ibu hamil yang pertama kali hamil. Bila umur lebih dari 35 tahun disebut primi tua gravida dan bila umur kurang dari 18 tahun disebut primimuda gravida. Wanita kurang dari 18 tahun pinggulnya belum cukup pertumbuhannya, sehingga menyebabkan kesulitan untuk melahirkan. Wanita umurnya lebih dari 35 tahun, badannya mungkin bisa kecapaian dan kurang lentur. Wanita sudah berumur 40 tahun, ada kemungkinan akan kelambanan jiwanya. (Pusdiknakes, 2000: 143)
Agama : ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien / klien. Dengan diketahuinya agama pasien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanankan asuhan kebidanan. (Depkes RI, 2002:14)
Suku : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan menentukan cara pendekatan serta pemberian asuhan.
Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar dalam memberikan asuhan.
Pekerjaan : untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi klien dan apakah pekerjaan ibu / suami dapat mempengaruhi kesehatan klien atau tidak.
Penghasilan : untuk mengetahui status ekonomi penderita dan mengetahui pola kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan klien.
Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta mempermudah untuk melakukan kunjungan ulang.
2. Keluhan Utama
Ketuban pecah dan merembes tiba-tiba yang berbau khas.
Tidak ada his/ kenceng – kenceng dalam 1 jam setelah ketuban pecah.
3. Riwayat Kesehatan yang lalu
Apakah ibu pernah menderita penyakit kronis yang mempengaruhi kehamilan misalnya (TBC (karena akan memperburuk keadan dirinya dan janin menyebabkan BBLR, selain itu juga dapat berpengaruh pada masa laktasi nanti menimbulkan penularan pada bayi secara langsung), Dm (dapat bertambah berat badan dengan adanya kehamilan, dan pada janin dapat menyebabkan IUFD, penyakit jantung, hipertensi, PMS, malaria, atau penyakit menular lainnya
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Adanya penyakit-penyakit seperti pielonefritis, sistitis, servisitis, dan vaginitis terdapat bersama-sama dengan hipermotilitas rahim ini yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah. Infeksi ( amnionitis atau korioamniotis )
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanya mengenai latar belakang keluarga terutama :
- Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit menular seperti hepatitis, TBC, dll
- Penyakit keluarga yang diturunkan seperti dibetes, asma, jantung,dll
- Riwayat kehamilan kembar . Faktor yang meningkatkan kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur wanita dan paritas. oleh karena itu apabila ada yang pernah melahirkan / hamil dengan anak kembar harus diwaspadai karena ini bisa menurun pada ibu dan mempengaruhi proses persalinan
6. Riwayat Haid
Ditanyakan mengenai :
• Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi pada usia pubertas, yaitu sekitar 12 – 16 tahun
• Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang normal / dianggap sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju sampai 3 hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang siklus haid yang biasa pada manusia adalah 25 – 32 hari.
• Lamanya haid. Biasanya antara 2 – 5 hari, ada yang 1- 2 hari diikuti darah sedikit – sedikit dan ada yang sampai 7 – 8 hari. Pada wanita biasanya lama haid ini tetap.
• Keluhan yang dirasakan
Keputihan. Warnanya, bau, gatal / tidak
• HPHT
• HPL
7. Riwayat Perkawinan
Ibu menikah berapa kali, Lamanya, umur pertama kali menikah
• Jika lamanya menikah > 4 tahun tetapi belum hamil bisa menyebabkan masalah pada kehamilannya ( pre eklamsia ) Sehingga persalinan tidak lancar
• Lama menikah > 2 tahun sudah punya lebih dari 1 anak, bahayanya perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu masih lemah , BBLR
• Umur pertama kali menikah < 18 tahun , pinggulnya belum cukup pertumbuhannya sehingga jika hamil beresiko waktu persalinan
• Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi , KPD, pre eklamsi, perdarahan setelah persalinan, BBLR, dll
8. Riwayat kehamilan , persalinan, Nifas yang lalu (Manuaba, 1998:133)
a Kehamilan
• Periksa setiap bulan sampai usia kehamilan 6-7 bulan.
• Periksa setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 8 bulan.
• Periksa setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai persalinan.
• Mengeluh mual muntah, sembelit, sesak.
• Mendapat obat, vitamin, tablet tambah darah serta penyuluhan.
b Persalinan
Melahirkan normal dan dengan tindakan di tenaga kesehatan, bayi langsung menangis, gerak aktif, warna kemerahan, jenis kelamin laki-laki/perempuan, plasenta lahir normal/manual, BBL aterm 2500-4000 gram, PBL 45-50 cm.
c Nifas
Setelah persalinan wanita akan mengalami masa nifas untuk dapat mengembalikan alat genetalia interna ke dalam keadaan normal, dengan tenggang waktu sekitar 42 hari / 6 minggu / 1 bulan 7 hari. Proses involusi uterus dibantu dengan kesediaan ibu untuk memberi ASI. Pada waktu bayi menghisap ASI terjadi rangsangan hipofisis posterior, sehingga dapat dikeluarkannya oksitosin yang mana berfungsi untuk meningkatkan kontraksi otot polos di sekitar alveoli kelenjar ASI, sehingga ASI dapat dikeluarkan.
9. Riwayat Kehamilan Sekarang
• Berapa kali periksa dan dimana
• Pemeriksaan sebaiknya dilakukan tiap 4 minggu jika segala sesuatu normal sampai kehamilan 28 minggu. Sesudah itu pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu dan sesudah 36 minggu tiap minggu
• Gerakan janin.Umumnya gerakan janin dirasakan ibu pada kehamilan 18 minggu. Pada primigravida dan 16 minggu pada multigravida pengamatan pergerakan janin dilakukan setiap hari setelah usia kehamilan lebih dari 28 minggu.
• Masalah dan tanda bahaya seperti perdarahan yang keluar dari vagina , penglihatan kabur, bengkak pada muka/kaki, nyeri pada perut, sakit kepala yang hebat, muntah - muntah yang hebat, tidak merasakan gerakan janin
• Imunisasi TT diberikan sekurang – kurangnya 2x dengan interfal minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya pernah mendapat TT 2x pada kehamilan yang lalu atau pada calon pengantin. Maka TT cukup diberikan 1x ( TT boster ) pemberian TT pada ibu hamil tidak membahayakan janin walaupun diberikan pada kehamilan muda.
• Pada kehamilan aterm adanya tanda-tanda persalinan seperti adanya Kontraksi yang semakin lama semakin sering dan keluarnya lendir bercampur darah
• Riwayat kehamilan sekarang membantu bidan untuk menentukan usia kehamilan dan mendeteksi adanya komplikasi yang mepengaruhi pada proses persalinan
10. Riwayat KB
Untuk mengetahui KB yang pernah digunakan ibu sebelum kehamilannya dan lama pemakaian sarta keluhan yang ibu rasakan selama penggunaan kontrasepsi tersebut dan ditanyakan tentang rencana KB yang akan ibu gunakan setelah melahirkan.
11. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Untuk mengetahui kesenjangan atau perbedaan kebiasaan antara sebelum hamil dan sesudah hamil.
a Nutrisi : Nutrisi yang diperlukan ibu hamil kalori, protein, zat besi, kalsium, Vitamin A, B, C, D dan air. Bahan makanan yang banyak mengandung lemak dan hidrat arang seperti manisan dan gorengan perlu dikurangi untuk menghindari kelebihan berat badan
b Eliminasi : Pada bulan pertama dan terahir kehamilan biasanya ibu mengeluh sering kencing karena kandung kemih tertekan oleh uterus dan kepala janin. Perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas usus halus dan usus besar sehingga mengakibatkan obstipasi. Sembelit dapat terjadi secara mekanis yang disebabkan karena menurunnya gerakan ibu hamil , tekanan kepala janin terhadap usus besar dan rectum
c Istirahat : Waktu istirahat harus lebih lama ± 10 – 11 jam. Untuk wanita hamil juga dianjurkan untuk tidur siang. Jadwal istirahat harus diperhatikan dengan baik karena dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan pertumbuhan janin.
d Aktivitas : Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tetapi sifatnya tidak melelahkan dan tidak mengganggu kehamilan, misalnya : pekerjaan rumah tangga yang ringan seperti memasak, menyapu tetapi jangan menimba dan mengangkat air, dll. Pekerjaan dinas misalnya guru, pegawai kantor boleh diteruskan. Pekarjaan yang sifatnya mengganggu kehamilan lebih baik dihindari misalnya kerja di pabrik rokok, percetakan yang mengeluarkan zat dapat mengganggu janin dalam kandungannya.
e Kebersihan :
• rambut harus sering di cuci
• Gigi harus betul - betul mendapat perawatan untuk mencegah karies
• Buah dada adalah organ yang erat hubungannya dengan kehamilan dan nifas, sebagai persiapan untuk produksi makanan bayi oleh karena itu bila kurang kebersihannya bisa menyebabkan infeksi
• Vulva harus selalu dalam keadaan bersih. Setelah BAK / BAB harus selalu dikeringkan.
• Kebersihan kuku juga harus diperhatikan karena di Bawah kuku bisa tersembunyi kuman penyakit
• Kebersihan kulit dilakukan dengan mandi 2x/hari mandi tidak hanya membersihkan kulit tetapi menyegarkan badan karena pembuluh darah terangsang dan badan terasa nyaman
• Kebersihan pakaian. Wanita hamil ganti pakaian yang bersih kalau dapat pagi dan sore. Lebih-lebih pakaian dalam seperti BH dan CD.
• Kebiasaan : Pada umumnya ibu hamil tidak baleh melakukan hal-hal yang dapat membahayakan keadaan janin seperti merokok, minum-minuman beralkohol, minum jamu, dll.
12. Data Psikososial dan Spiritual
a Psikososial
Untuk mengetahui apakah ibu menerima kehamilan dan tindakan medis yang akan dilakukan . Selain itu untuk mengatahui hubungan ibu dengan lingkungan sekitar
b Spiritual
Untuk mengetahui kebiasaan ibu dalam beribadah dan untuk mempermudah petugas dalam melakukan pendekatan.
B. Data Obyektif (Depkes RI, 2002:62)
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : composmentis/ apatis/ samnolen
Tekanan darah : Normal (110/70-130/90 mmHg)
Pernapasan : Normal (16 – 24 x/menit)
Nadi : Normal (60 – 80 x/menit)
Temperatur : 36,1 – 37,6° C
Tinggi badan : Normal >145 cm, ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm kemungkinan panggul sempit.
Penambahan BB : Mengetahui perubahan berat badan sebelum hamil dan saat hamil adakah penambahan berat badan atau penurunan berat badan. Hingga akhir kehamilan pertambahan BB yang normal sekitar 9 – 13,5 kg
Lingkar lengan atas : Normal > 23,5 cm, bila kurang merupakan indikator kuat untuk status gizi ibu yang kurang baik / buruk.
2. Pemeriksaan Fisik
a Inspeksi
• Muka : Ibu tampak menyeringai pada saat ada his dan tidak tampak oedem.
• Mata : Sklera tidak tampak kuning, conjungtiva tidak pucat. Conjungtiva normal warna merah muda, bila pucat menandakan anemia. Sklera yang normal berwarna putih bila kuning menandakan terinfeksi hepatitis, bila merah kemungkinan ada conjungtivitis.
• Mulut : Bibir tidak pucat, tidak kering, tidak pecah pecah, tidak ada stomatitis, lidah bersih, gigi tdak berlubang, dan tidak ada caries gigi. Dalam kehamilan sering timbul stomatitis yang mengandung pembuluh darah dan mudah berdarah, maka perlu perawatan mulut agar terlihat bersih.
Adanya caries pada gigi yang menandakan ibu kekurangan kalsium, saat hamil sering terjadi caries yang berkaitan denagn emesis, hiperemesis gravidarum. Adanya kerusakan gigi dapat menjadi sumber infeksi.
• Leher : Ada pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis dan kelenjar limfe. Kelenjar tyroid biasanya :
1) Mengalami hiperfungsi dan kadang disertai pembesaran ringan. Metabolisma basal dapat meningkat 15 – 25 % walaupun tampak gejala-gejala yang menyerupai hiperfungsi glandula tyroid namun wanita hamil itu tidak menderita hypertyriodismus.
2) Bila terdapat pembesaran kelenjar limfe mungkin disebabkan oleh berbagai penyakit misalnya peradangan akut di hepar, orofaring, kulit kepala/daerah leher selain itu kemungkinan terjadi TBC.
3) Menandakan adanya kelainan kardiovaskuler, kemungkinan besar ibu mengidap penyakit jantung
• Payudara : Simetris, bersih, terdapat hiperpigmentasi pada areola dan papali mamae, putting susus menonjol, ada pengeluaran colostrum.
• Abdomen : Membesar sesuai usia kehamilan, tidak tampak linea nigra dan strie albicans dan tidak tampak luka bekas operasi. Ketegangan rahim berlebihan karena kehamilan ganda, hidramnion dan kelainan letak yaitu letak sungsang, letak linyang merupakan penyebab terjadinya ketuban pecah dini.
• Genetalia : Vulva vagina : Tidak oedem dan cairan ketuban merembes
• Inspekulo : lihat dan perhatikan apakah memang air ketuban keluar dari kanalis servikalis dan apakah ada bagian yang sudah pecah.
• Anus : Bersih, tidak terdapat haemoroid.
• Ekstremitas
Atas : Simetris, pergerakan aktif, tidak oedem, tidak pucat pada kuku dan jari (pucat pada kuku dan tangan menandakan anemia ).
Bawah: Simetris, pergerakan aktif, tidak oedem pada kaki.
b Palpasi
• Leher : teraba pembesaran kelanjar tiroid/ tidak teraba pembesaran vena jugularis/ tidak, teraba pembesaran kelenjar limfe /tidak.
• Payudara : teraba benjolan abnormal/tidak, ada nyeri tekan/tidak, keluar colostrum/tidak
• Abdomen :
Leopod I : (untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan untuk mengetahui bagian janin yang berada di fundus)
Leopod II : (untuk mengetahui letak punggung anak, sehingga denyut jantung janin dapat terdengar )
Leopod III : (untuk mengetahui bagian terdahulu janin: kepala / bokong )
Leopod IV : (untuk mengetahui seberapa jauh bagian terdahulu janin masuk PAP, divergen / konvergen )
• Ekstremitas : Timbulnya edema didahului oleh penambahan BB yang berlebihan. Penambahan berat yang sekonyong-konyong disebabkan oleh retensi air dalam jaringan dan kemudian baru edema tampak. Edema ini tidak hilang dengan istirahat
c Auskultasi
• Dada : terdengar ronchi/tidak, terdengar wheezing/tidak
• Abdomen :
Terdengar bising usus/tidak, normal 15 -35 x/menit
Terdengar denyut jantung janin/tidak, teratur/tidak, frekuensi normal 120 – 160 x/menit, terdengar disebalah mana ibu.
d Perkusi
Ada reflek patella/tidak
Normalnya tungkai bawah akan bergerak sedikikt ketika tendon ditekuk. Bila gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal ini mungkin merupakan tanda eklampsia. (Depkes RI, 2002:20)
Bila reflek patela negatif, kemungkinan pasian mengalami kekurangan B1. (Pusdiknakes, 2002:68)
3. Pemeriksaan Dalam
• VT : Ø < 3 cm, ket (-) pada primipara.
• VT : Ø < 5 cm, ket (-) pada multipara.
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Inspekulo
Terdapat cairan keluar melalui ostium uteri / terkumpul di fornix posterior.
b. Pemeriksaan USG
Untuk menentukan UK dan kecukupan cairan ketuban.
c. Pemeriksaan Darah
Leukosit darah > 15.000 / m3
d. Tes Lakmus
Jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru.
e. Tes Pakis
Menunjukkan kristal cairan amnion dan menunjukkan gambar pakis.
2.1.1 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx : G..... P..... Ab ..... UK..... minggu tunggal, hidup, intrauteri, letkep, inpartu kala I fase laten dengan ketuban pecah dini.
Ds : ibu mengatakan hamil anak ke....usia kehamilan...bulan
Ibu mengatakan mengeluarkan cairan sejak tanggal........ jam...... disertai kenceng-kenceng tapi tidak terlalu sering.
Do : - KU : baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV : - TD : normal 110/70-130/90 mmHg
- Nadi : normal 60 – 90 x/menit
- Respirasi : normal 16 -24 x/menit
- Suhu : normal 36,5 – 37,5 ºC
- Perut : pembesaran perut sesuai UK
• Leopold I : Di fundus teraba bagian lunak, kurang bundar, kurang melenting (kesan bokong), TFU teraba sesuai UK
• Leopold II : Teraba bagian panjang, datar, keras seperti papan di sebelah kanan / kiri perut ibu
• Leopold III : Di atas symphisis teraba bulat, keras & melenting (kepala), kepala sudah masuk apa belum
• Leopold IV : Sejauh mana bagian bawah masuk PAP
• His : tidak ada HIS dalam 1 jam setelah ketuban pecah
• DJJ : 120 – 160 x/ menit
Genetalia : tampak cairan yang merembes di introitus vagina
Pemeriksaan Dalam
VT : Ø < 3 cm, ket (-) pada primipara.
VT : Ø < 5 cm, ket (-) pada multipara.
2.1.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
- Ibu : partus lama, infeksi intrauterine, atonia uteri, perdarahan post partum, infeksi nifas.
- Anak : IUFD, Hipoksia, Prematuritas
2.1.3 Identifikasi Kebutuhan Segera
- Tirah baring
- Observasi kemajuan persalinan
- Kolaborasi dengan dokter Sp.OG dalam pemberian terapi.
2.1.4 Intervensi
DX : G..... P..... Ab ..... UK..... minggu tunggal, hidup, intrauteri, letkep, inpartu kala I fase laten dengan ketuban pecah dini.
Tujuan : - Kala I fase aktif berjalan dengan lancar
- Keadaan ibu dan janin baik sampai akhir persalinan dan tidak terjadi komplikasi.
KH : - Keadaan ibu dan janin baik
- TTV dalam batas normal
- Tensi : normal 110/70-130/90 mmHg
- Nadi : normal 60 – 90 x/menit
- Respirasi : normal 16 -24 x/menit
- Suhu : normal 36,5 – 37,5 ºC
- DJJ normal 120 – 160x /menit
- Kala I tidak melewati garis waspada
- Tidak terjadi infeksi dan komplikasi
- Ibu dapat melahirkan secara normal
Intervensi :
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
R : persamaan persepsi membantu ibu lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan diberikan
2. Anjurkan ibu untuk bedrest total di tempat tidur
R : Menjaga air ketuban agar tidak merembes keluar karena jika kehabisan air ketuban janin akan tertekan oleh dinding uterus dan janin tidak dapat lahir normal
3. Anjurkan ibu untuk miring ke kiri dan ke kanan senyaman ibu
R : Miring kanan / kiri yang senyaman Ibu dapat memperlancar peredaran darah, mencegah terjadinya sindroma vena kava superior dan mempercepat proses penurunan kepala janin
4. Observasi nadi, His, DJJ tiap 30 menit, suhu tiap 2 jam, TD d& kemajuan persalinan tiap 4 jam.
R : parameter keadaan ibu dan janin
5. Kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi.
R : Antibiotika profilaksis dapat mengurangi resiko infeksi
6. Siapkan alat dan obat untuk persalinan
R : Persiapan yang tepat meningkatkan keefektifan dalam bekerja
7. Siapkan baju bayi dan baju ibu
R : Persiapan yang tepat meningkatkan keefektifan dalam bekerja
8. Anjurkan ibu untuk tidak merneran sebelum pembukaan lengkap
R : meneran sebelum waktunya dapat menyebabkan oedem pada jalan lahir
2.1.5 Implementasi
Disesuaikan dengan intervensi
2.1.6 Evaluasi
Disesuaikan dengan kriteria hasil
BAB III
TINJAUAN KASUS
1.1 Pengkajian
Tanggal : 22 Januari 2014 Jam : 14.05 WIB
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama ibu : Ny. “M”
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jamberejo,RT 07/RW 02 Nama suami : Tn. “J”
Umur : 44 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Penghasilan : + Rp.1.500.000,-
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan kenceng – kenceng sejak tanggal 21 Januari 2014 jam 03.00 dan sudah mengeluarkan cairan seperti kencing tidak terasa sejak tanggal 22 Januari jam 09.00
3. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular (penyakit hati, batuk menahun), menurun (sesak nafas, kencing manis, tekanan darah tinggi) ataupun penyakit menahun (jantung,ginjal), penyakit IMS (keputihan, berbau, gatal, nyeri saat kencing, kencing berdarah), tidak pernah operasi, serta tidak pernah mengalami perdarahan.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah menderita penyakit menular (penyakit hati, batuk menahun), menurun (sesak nafas, kencing manis, tekanan darah tinggi) ataupun penyakit menahun (jantung,ginjal) serta IMS (keputihan, berbau, gatal, nyeri saat kencing, kencing berdarah), tidak pernah mengalami perdarahan.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan di keluarganya tidak ada yanag menderita penyakit menular (penyakit hati, batuk menahun), menurun (sesak nafas, kencing manis, tekanan darah tinggi) ataupun penyakit menahun (jantung,ginjal) serta IMS (keputihan, berbau, gatal, nyeri saat kencing, kencing berdarah), serta tidak ada riwayat kembar di dalam keluarganya.
6. Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Siklus : 30 hari
Lama haid : ± 7 hari
Banyaknya : Hari pertama 3-4 x ganti pembalut perhari
Keputihan : (-)
Dismenorhoe : (-)
HPHT : 13-5-2013
TP : 20-2-2014
7. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 kali
Lama : 12 tahun
Usia pertama menikah : 31 tahun
8. Riwayat kehamilan, Persalinan & Nifas yang Lalu
No Kehamilan Persalinan Nifas
UK Penyulit Jenis Persalinan L/P BBL H/M Umur
1 9 bln - spontan P 3000 gr H 19 tahun Normal
II 9 bulan - spontan L 3100 gr H 16 tahun Normal
III
H A M I L I N I
9. Riwayat kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan saat hamil periksa rutin ke bidan ± 7x. Mengeluh mual muntah pada awal kehamilan, mendapat tablet tambah darah & vitamin. Ibu merasakan gerakan janin saat hamil 5 bulan. Ibu mendapat konseling untuk tidak melakukan oyog & minum jamu.
10. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah melahirkan anak pertama, ibu menggunakan suntik 3 bulanan, kemudian setelah melahirkan anak kedua ibu menggunakan KB spiral setelah melepas KB Spiral ibu hamil
11. Pola Kebiasaan Sehari – Hari
a. Nutrisi
Ibu makan 3x sehari terdiri dari 1 piring nasi, lauk pauk, sayuran, kadang buah. Minum air putih ± 8 gelas/ hari.
b. Eliminasi
- BAK ± 7-8x/ hari, warna kuning, jernih, bau khas urin, tidak ada gangguan
- BAB 1x sehari tiap pagi hari, warna kuning, bau khas feces, tidak ada gangguan
c. Aktivitas
Ibu bekerja seperti ibu rumah tangga lainnya, seperti memasak, mencuci, dan sebagainya
d. Istirahat
Ibu tidur siang ± 1 jam & tidur malam ± 8 jam
e. Kebersihan
Ibu mandi 2x sehari, ganti baju & celana dalm tiap kali selesai mandi, gosok gigi 2x/ hari.
12. Riwayat Psikososial Spiritual
Psikososial : Hubungan ibu dengan suami, keluarga dan tetangga baik.
Spiritual : Ibu beragama islam & selalu berdoa demi keselamatan ibu dan bayinya.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
- Kesadaran umum : baik
- Kesadaran : composmetis
- TTV : TD : 180/100 mmHg
Nadi : 86x/menit
Suhu : 36,8 °C
Rr : 24 x/menit
- TB : 151 cm
- BB sebelum hamil : 58 kg
- BB sekarang : 69 kg
- HPL : 20-2-2014
2. Pemeriksaan Fisik
a Inspeksi
Muka : tampak kesakitan saat ada His, tidak pucat, tidak oedem.
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.
Mulut : bibir kering, lidah bersih, tidak tampak karies gigi
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid dan bendungan vena jugularis.
Payudara : simetris, bersih, hiperpigmentasi areola mamae, puting susu menonjol.
Abdomen : tidak tampak luka bekas operasi.
Genetalia : tidak tampak varises, tidak oedem, pengeluaran pervaginam lendir darah.
Ekstremitas : tidak oedem dan varises
b Palpasi
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan bendungan vena jugularis.
Payudara : tegang, tidak tampak benjolan abnormal, ASI +/+.
Abdomen :
- L I : Pada fundus teraba lunak, kurang bundar, kurang melenting (bokong), TFU 3 jari bawah px (30 cm).
- L II : Teraba bagian datar, panjang, keras seperti papan di sebelah kanan perut ibu (puka).
- L III : Di atas symphisis teraba keras, bundar dan melenting (kepala), kepala sudah masuk PAP.
- L IV : konvergen.
- WHO : kepala teraba 4/5 bagian.
- TFU : 32 cm, tiga jari di baawah px
- His : 2-3 x dalam10 menit, lama 30 detik.
- Kandung kemih : kosong.
Ekstremitas : tidak oedem, tidak varises
c Auskultasi
DJJ : 134x / menit reguler terdengar di sebelah kanan perut ibu di bawah pusat dengan doppler
d Perkusi
Reflek patella : +/+
3. Pemeriksaan Dalam
Pemeriksa : Bidan Tanggal/ Jam : 22-1-2014/ 14.10
Hasil : v/v lendir (+) terdapat cairan ketuban merembes, Ø 1cm, effecement 25 %, ketuban (-), bagian terdahulu kepala, tidak ada bagian kecil janin disekitar bagian terdahulu, bagian terendah UUK jam 9, Hodge I, Molase O
1.2 Identifikasi Diagnosa & Masalah
Dx : GIII P2002 Ab000 UK 34- 36 minggu I/T/H preskep inpartu kala I fase laten dengan ketuban pecah dini
Ds : - ibu mengatakan ini kehamilannya yang ketiga, tidak pernah keguguran.
- ibu mengatakan mengeluarkan cairan seperti pipis tidak terasa sejak pagi tanggal 22-1-2014 & kenceng-kenceng sejak 21-1-2014 jam 03.00
Do : - Kesadaran umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV : TD : 180/100 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 36,8 °C
Rr : 24 x/menit
- Abdomen :
Leopold I : Pada fundus teraba lunak, kurang bundar, kurang melenting (bokong), TFU 3 jari bawah px (30 cm).
Leopold II : Teraba bagian datar, panjang, keras seperti papan di sebelah kanan perut ibu (puka).
Leopold III : Di atas symphisis teraba keras, bundar dan melenting (kepala), kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : Konvergen, teraba 4/5 bagian
His : 2-3 x dalam10 menit, lama 30 detik.
- Genetalia : v/v lendir (+) terdapat cairan ketuban merembes, Ø 1cm, effecement 25 %, ketuban (-), bagian terdahulu kepala, tidak ada bagian kecil janin disekitar bagian terdahulu, bagian terendah UUK jam 9, Hodge I, Molase O
1.3 Identifikasi Diagnosa & Masalah Potensial
- Ibu : partus lama, infeksi intrauterine, atonia uteri, perdarahan post partum, infeksi nifas.
- Anak : IUFD, Hipoksia, Prematuritas
1.4 Identifikasi Pemenuhan Kebutuhan Segera
- Tirah baring
- Observasi kemajuan persalinan
- Kolaborasi dengan dokter Sp.OG dalam pemberian terapi
1.5 Intervensi
Dx : GIII P2002 Ab000 UK 34-36 minggu I/T/H preskep inpartu kala I fase laten dengan ketuban pecah dini
Tujuan : - Kala I fase aktif berjalan dengan lancar
- Keadaan ibu dan janin baik sampai akhir persalinan dan tidak terjadi komplikasi
KH : - Keadaan ibu dan janin baik
- TTV dalam batas normal
- Tensi : normal 110/70-130/90 mmHg
- Nadi : normal 60 – 90 x/menit
- Respirasi : normal 16 -24 x/menit
- Suhu : normal 36,5 – 37,5 ºC
- DJJ normal 120 – 160x /menit
- Kala I tidak melewati garis waspada
- Tidak terjadi infeksi dan komplikasi
- Ibu dapat melahirkan secara normal
Intervensi :
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
R : persamaan persepsi membantu ibu lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan diberikan
2. Jelaskan pada ibu dan keluarga bahwa ibu segera dirujuk
R : karena keadaan ibu tidak bisa di tangani dipuskesmas sehingga membutuhakan pelayanan yang maksimal
3. Pasang infus NS
R : untuk memenuhi kebutuhan cairan ibu
4. Ajarkan ibu teknik relaksasi saat ibu merasa kesakitan
R : teknik relaksasi dapat mengurangi sakit pada ssat kontraksi
5. Siapkan BAKSOKU
R : Sebagai acuan dalam merujuk pasien
1.6 Implementasi
Dx : GIII P2002 Ab000 UK 34-36 minggu I/T/H preskep inpartu kala I fase laten dengan ketuban pecah dini
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan yaitu TD : 180/100 mmHg, nadi 86x / i, Suhu 36,8 0 C, DJJ normal 132x/i, Ø 1 cm, penipisan 25 %, ketuban sudah pecah.
2. Menjelaskan pada keluarga dan ibu bahwa ibu harus di rujuk karena ketuban ibu sudah merembes lama. Keadaan ini bisa menimbulkan infeksi & persalinan ibu menjadi kurang lancar karena ketuban yang berfungsi sebagai pelicin berkurang sehingga dapat menyebabkan rasa sakit yang lebih sakit serta bagi bayi juga berakibat kurangnya ruang gerak bayi sehingga membuat bayi stress. Sedangkan di Puskesamas alat-alatnya kurang lengkap sehingga harus di rujuk sehingga mendapatkan penaganganan yang lebih tepat
3. Memasang infus NS dengan 20 tetes per menit
4. Mengajarkan teknik relaksasi yaitu napas panjang dari hidung lalu di buang lewat mulut apabila ibu merasa kesakitan.
5. Menyiapkan BAKSOKU ( Bidan, Alat, Kendaraan, Supir, Obat, Keluarga, Uang)
1.7 Evaluasi
Tanggal : 22-1-2014 Jam : 15.15 WIB
S : Ibu mengatakan kenceng-kencengnya semakin sering dan semakin sakit.
O : - Kesadaran umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- Nadi : 86x/menit
- His : 2-3x 10’ lama 30 menit
- VT : v/v lendir (+) darah (+), Ø 1cm, effecement: 25%, ketuban (-), bagian terdahulu kepala, tidak ada bagian kecil janin disekitar bagian terdahulu, bagian terendah UUK jam 9, Hodge II, Molase O
A : GIII P2002 Ab000 UK 34-36 minggu I/T/H preskep inpartu kala I Fase Laten dengan ketuban pecah dini
P : - Menyuruh ibu untuk melakukan teknik relaksasi apabila perutnya terasa sakit
- Melakukan rujukan ke RSUD Kanjuruhan untuk penaganan persalinan ibu.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan bagian dari studi kasus yang membahas kesenjangan antara tinjauan teori dan praktek di lapangan dalam memberikan asuhan kebidanan pada Ny. “M” GIIIP2002Ab000 UK 34-36 minggu, I/T/H, Preskep, Inpartu Kala I Fase Laten dengan Ketuban Pecah Dini.
Dalam pengkajian data tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan dilapangan pada NY “M” didapatkan data subyektif yaitu ibu berumur 43 tahun, ini adalah kehamilan ketiga, ibu mengeluh sejak tanggal 21 Januari 2014 jam 03.00 dan sudah mengeluarkan cairan seperti kencing tidak terasa sejak tanggal 22 Januari jam 09.00, TP 11-04-2011. Data obyektifnya yaitu TD 180/100 mmHg, Dari hasil palpasi didapatkan hasil yaitu TFU 3 jari bawah px (30cm), puka, kepala sudah masuk PAP, konvergen 4/5 bagian. Dari hasil periksa dalam didapatkan hasil yaitu v/v lendir (+) terdapat cairan ketuban merembes, Ø 1 cm, effecement 25 %, ketuban (+), bagian terdahulu kepala, tidak ada bagian kecil janin disekitar bagian terdahulu, bagian terendah UUK jam 9, Hodge I, Molase O sehingga dapat ditegakkan diagnosa yaitu GIII P2002 Ab000 UK 34-36 minggu I/T/H preskep inpartu kala I fase laten dengan ketuban pecah dini.
Pada identifikasi diagnose dan masalah tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus, yaitu pada ibu dapat terjadi partus lama, infeksi intrauterine, atonia uteri, perdarahan post partum, infeksi nifas. Sedangkan pada anak dapat terjadi IUFD, Hipoksia, Prematuritas. Sehingga pemenuhan kebutuhan segera yaitu tirah baring, observasi kemajuan persalinan, kolaborasi dengan dokter Sp.OG dalam pemberian terapi.
Pada intervensi yang disusun didapatkan adanya kesenjangan, di lahan tidak sesuai dengan teori yaitu ibu langsung dilkukan rujukan ke RSUD Kanjuruhan untuk penanganan persalinan.
Pada implementasi disesuaikan dengan intervensi.
Pada evaluasi berisi tentang keadaan ibu sebelum dilakukan rujukan Kanjuruhan.
Dari semua data yang telah didapat, telah ditemukan beberapa kesenjangan antara teori dan lahan. Dikarenakan asuhan kebidanan ini dilakukan sesuai dengan keadaan yang sedang dihadapi demi keselamatan ibu dan bayi.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Penelitian WHO diseluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa pertahun. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian Bayi (AKB) masing-masing 373/100.000 kelahiran hidup serta 60/1000 kelahiran hidup (Winjosastro, 2005). Untuk mempercepat pencapaian target MDGs, pada tahun 2011, kementerian kesehatan telah menetapkan kebijakan bahwa semua persalinan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dan memulai program jampersal (jaminan persalinan),yaitu suatu paket program yang mencakup pelayanan antenatal, persalinan, posnatal, dan keluarga berencana (Depkes, 2005).
Dalam kasus pada NY “M” didapatkan data ibu mengeluh sejak tanggal 21 Januari 2014 jam 03.00 dan sudah mengeluarkan cairan seperti kencing tidak terasa sejak tanggal 22 Januari jam 09.00, TD 180/100 mmHg, Dari hasil palpasi didapatkan hasil yaitu TFU 3 jari bawah px (30cm), puka, kepala sudah masuk PAP, konvergen 4/5 bagian. Dari hasil periksa dalam didapatkan hasil yaitu v/v lendir (+) terdapat cairan ketuban merembes, Ø 1 cm, effecement 25 %, ketuban (+), bagian terdahulu kepala, tidak ada bagian kecil janin disekitar bagian terdahulu, bagian terendah UUK jam 9, Hodge I, Molase O sehingga dapat ditegakkan diagnosa yaitu GIII P2002 Ab000 UK 34-36 minggu I/T/H preskep inpartu kala I fase laten dengan ketuban pecah dini.
Intervensi yang disusun yaitu ibu langsung dilkukan rujukan ke RSUD Kanjuruhan untuk penanganan persalinan.
Dari semua data yang telah didapat, telah ditemukan beberapa kesenjangan antara teori dan lahan yaitu pada intervensi.
Dari keseluruhan pelaksanaan asuhan kebidanan ini, ibu sangat kooperatif dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan saat evaluasi hasil pelaksanaan ibu bayi bisa menjawab keadaan bayinya dan dapat menerima penjelasan nakes.
V.2 Saran
Sebaiknya dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien pengkajian data harus lengkap sehingga dapat menentukan diagnose dengan tepat. Pemberian intervensi dan pelaksanaan implementasi disesuaikan dengan kebutuhan klien dan sesuai dengan standart pemberian asuhan. Ketrampilan tenaga kesehatan yang baik dapat memberikan asuhan yang efektif bagi klien. Dan bagi klien sendiri sikap kooperatif dapat mempermudah tenaga kesehatan dalam melaksanakan asuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Hanifa, Wiknjosastro. 2000. Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal. Jakarta : YBP-SP
Manuaba, Prof. Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I.Jakarta : EGC
Syaifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Pandaun Praktis Pelayanann Kesehatan Maternal & Neonatal. Jakarta : YBP-SP
Langganan:
Postingan (Atom)